PALANG Merah Palang Merah Internasional (ICRC) tiba di kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan pada hari Rabu (6/4) membawa ratusan pengungsi dari Mariupol dengan tujuh bus dan sekitar 40 mobil pribadi. Seluruhnya berhasil dikeluarkan oleh tentara Ukraina dari Mariupol melalui Berdiansk.
"Para pengungsi sungguh telah melalui jalur dan pengalaman terburuk," kata juru bicara ICRC Lucile Marbeau.
"Kami telah mendengar cerita tragis soal bagaimana mereka harus keluar dari Mariupol. Di Mariupol masih belum ada makanan, tidak ada air, tidak ada listrik."
Marbeau menjelaskan penduduk Mariupol terkunci oleh pasukan Rusia dan keterbatasan akses seperti listrik, sambungan telepon dan jalur evakuasi. Sudah 500 pengungsi dibawa ICRC ke Zaporizhzhia.
Prosesnya membutuhkan sekitar 26 jam untuk melakukan perjalanan dari Mariupol ke Zaporizhzhia melalui sejumlah pos pemeriksaan. Terdapat pos Rusia yang memeriksa seluruh isi penumpang dengan cara menelanjangi untuk mendeteksi tanda anggota militer.
Seorang pengungsi pria saat tiba di Zaporizhzhia pingsan karena kecanduan alkohol, sementara seorang wanita dari Mariupol memeluk perwakilan ICRC dan berterima kasih kepada mereka karena telah membawanya dan keluarga ke tempat yang aman.
“Terjadi penembakan yang sangat sengit. Itu sebabnya kami terlambat mengungsi," kata salah satu pengungsi, Iryna Nikolaienko.
Ia menjelaskan bahwa dia berhasil keluar selama jeda pertempuran. "Mariupol yang saya kenal dan cintai, sudah tidak ada lagi. Saya mengerti bahwa saya akan pergi selamanya, bahwa saya tidak akan pernah kembali ke kota saya dan saya tidak akan pernah melihatnya lagi."
Pada hari Senin, ICRC mengatakan bahwa tim yang telah dikirim beberapa hari sebelumnya untuk membantu mengevakuasi warga sipil dari Mariupol ditahan oleh polisi di wilayah yang dikuasai Rusia. Diperkirakan 120.000 orang masih berada di Mariupol dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Rabu, mengatakan dia yakin Rusia berusaha menyembunyikan bukti telah membantai ribuan orang.
Pejabat hak asasi manusia Ukraina Lyudmila Denisova mengatakan pasukan Rusia telah membawa krematorium mobil dan alat berat lainnya untuk membersihkan puing-puing di kota. Upaya berulang kali untuk mengevakuasi penduduk Mariupol telah gagal, meskipun beberapa telah melakukan langkah berbahaya.
Walikota Mariupol awal pekan ini memperkirakan bahwa sekitar 90% kota telah hancur total akibat perang. Kemudian ICRC pesimistis bantuan logistik dapat mencapai sasaran di Mariupol karena terdapat kesaksian Pasukan Rusia kerap menjarah bantuan yang datang. (France24/OL-13)
Baca Juga: Ukraina Tuding Rusia Berusaha Sembunyikan Fakta Ribuan Orang Tewas di Mariupol