22 November 2021, 20:13 WIB

Irak Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel


Mediaindonesia.com |

IRAK tidak berencana menormalkan hubungan dengan Israel. Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein mengatakan itu pada konferensi keamanan di Bahrain selama akhir pekan.

"Adapun pertanyaannya, apakah Irak akan segera menjadi bagian dari Kesepakatan Abraham? Singkatnya, saya bisa bilang tidak," kata Husein menanggapi pertanyaan dari peserta konferensi IISS Manama Dialogue 2021, Sabtu (20/11).

"Ini masalah yang sangat sulit dan ada hubungannya dengan banyak alasan. Tentu saja, saya di sini bukan untuk menjelaskan alasannya, tetapi jawaban atas pertanyaan ini yaitu tidak," kata Hussein sebagaimana dikutip dari The Jerusaalem Post.

Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif bin Rashid Al Zayani, sebaliknya, berbicara di Manama tentang dukungan negaranya untuk hubungannya dengan Israel dan Kesepakatan Abraham. Hubungan itu ditempa pada 2020. Negara yang mendukung Kesepakatan Abraham lain termasuk Uni Emirat Arab, Maroko, dan Sudan.

Kesepakatan Abraham juga dipandang sebagai aliansi regional melawan Iran. Zayani menepis pandangan itu.
"Kami tidak membentuk blok melawan negara mana pun. Kesepakatan Abraham ialah jalan perdamaian, tidak hanya antara kedua negara. Kami berharap sudah waktunya perdamaian akan menyebar ke seluruh wilayah. Itu tujuannya," kata Zayani.

"Ada jutaan anak muda di Timur Tengah yang kehilangan pendidikan, kesehatan, dan air bersih," katanya. Penting untuk mengeksplorasi tempat-tempat untuk memberi harapan kepada jutaan orang itu, jelasnya. Visi perdamaian, katanya, harus mencakup semua negara di Timur Tengah, termasuk Israel dan Iran, katanya.

"Kita bisa hidup bersama di satu wilayah. Kami menyerukan ini untuk semua, termasuk Iran, termasuk Israel dan semua yang ada di kawasan itu," kata Zayani.

Baca juga: Abbas Kutuk Serangan Israel ke Gubernur Palestina di Jerusalem

Agar perdamaian regional terjadi, bagaimana pun, konflik Israel-Palestina harus diselesaikan, tambahnya. "Untuk mencapai tujuan akhir itu, landasan dari proses itu yakni menyelesaikan masalah Israel-Palestina berdasarkan solusi dua negara. Kami mengatakan itu di mana-mana dan kami menganjurkannya dan kami percaya akan hal itu. Kami percaya bahwa ini satu-satunya cara untuk mencapai wilayah yang sejahtera, aman, dan tenteram," kata Zayani. (OL-14)

BERITA TERKAIT