08 November 2021, 20:25 WIB

Spyware Pegasus Israel Sasar Enam Kelompok Palestina Terlarang


Mediaindonesia.com |

INVESTIGASI oleh kelompok hak asasi Eropa yang diterbitkan Senin (8/11) menemukan bahwa spyware Pegasus buatan Israel digunakan untuk meretas telepon staf kelompok masyarakat sipil Palestina yang ditargetkan negeri Yahudi itu.

Pengungkapan oleh Frontline Defenders--yang dikonfirmasi oleh Amnesty International dan Citizen Lab University of Toronto--itu menandai perkembangan terbaru dalam kontroversi yang meluas seputar enam kelompok Palestina terkemuka yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Kementerian Pertahanan Israel bulan lalu.

Pegasus--dibuat oleh perusahaan NSO yang dimasukkan dalam daftar hitam AS minggu lalu--mengubah ponsel menjadi perangkat mata-mata di saku. Ini memberikan pengguna akses total ke konten ponsel target tanpa mereka sadari.

Israel menegaskan beberapa kelompok Palestina dituding bekerja sama dengan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), kelompok Marxis yang dicap sebagai organisasi teroris oleh banyak negara Barat.

Ada kritik luas terhadap sebutan teroris kepada kelompok Addameer, Al-Haq, Bisan Center for Research and Development, Defense for Children International - Palestine (DCI-P), Union of Agricultural Work Committees (UAWC) dan Union Komite Perempuan Palestina (UPWC).

Menurut penyelidikan Frontline Defenders, enam perangkat yang digunakan oleh karyawan dari kelompok yang ditargetkan itu diretas dengan spyware Pegasus NSO Group. Peretasan perangkat itu termasuk menimpa warga negara AS Ubai Al-Aboudi, kepala Bisan Center, dan warga negara Prancis Salah Hammouri, seorang peneliti di Adam.

Lab Keamanan Amnesty International dan Citizen Lab mengonfirmasi temuan tersebut. Para pejabat Israel menolak mengomentari tuduhan bahwa Pegasus digunakan untuk melawan kelompok-kelompok Palestina.

Namun Israel menolak tuduhan bahwa bukti yang membenarkan sebutan terorisme kurang kuat. Memberi pengarahan kepada wartawan pada Senin, sumber diplomatik keamanan Israel mengatakan penyelidikan telah menghasilkan dokumen yang sangat baik dari bukti yang menghubungkan kelompok tersebut dengan PFLP.

Pengarahan itu dilakukan setelah beberapa media, termasuk AFP, memperoleh akses ke dokumen bukti Israel setebal 74 halaman yang dikumpulkan pada Mei. Berkas tersebut pertama kali diperoleh oleh outlet Israel +972 Magazine dan Local Call.

Tampaknya laporan itu tidak mengandung bukti yang jelas untuk menghubungkan kelompok tersebut dengan PFLP. Sebagian besar stempel itu terkait pada pernyataan yang tidak berdasar dari seorang karyawan organisasi lain.

Baca juga: Israel Tetapkan Enam Kelompok Palestina Ilegal di Tepi Barat

Namun pejabat Israel itu mengatakan, Senin, "Asumsi yang kami miliki hanyalah berkas dari Mei merupakan salah. Sumber demi sumber menunjukkan bahwa ini puncak PFLP," kata pejabat itu tentang kepemimpinan enam kelompok. Kementerian Pertahanan mengatakan kelompok-kelompok itu telah menjadi tuan rumah pertemuan PFLP, mempekerjakan terpidana teroris dan beroperasi untuk PFLP melalui penggalangan dana, pencucian uang dan perekrutan aktivis. (OL-14)

BERITA TERKAIT