INGGRIS dan Selandia Baru mencapai kesepakatan perdagangan bebas yang bertujuan mengurangi beban tarif, meningkatkan perdagangan jasa dan membawa London selangkah lebih dekat ke keanggotaan perjanjian perdagangan trans-Pasifik yang lebih luas.
Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson dan PM Selandia Baru Jacinda Ardern mengesahkan kesepakatan melalui pertemuan virtual pada Rabu waktu setempat. Tepatnya, setelah melalui proses negosiasi selama 16 bulan.
"Ini kesepakatan perdagangan yang hebat bagi Inggris. Memperkuat persahabatan panjang kami dengan Selandia Baru, serta memajukan hubungan kami dengan Indo-Pasifik," bunyi pernyataan resmi Johnson.
Baca juga: Inggris Coret 47 Negara dari Daftar Merah Covid-19
Adapun kesepakatan ini muncul beberapa bulan setelah perjanjian Inggris serupa dengan Australia. Ketika para menteri di Inggris berupaya menyempurnakan poros pasca-Brexit, dari sebelumnya mengandalkan perdagangan dengan Uni Eropa.
Dalam konferensi pers di Wellington, Ardern menyebut kesepakatan perdagangan dengan Inggris merupakan hal positif. "Kesepakatan ini melayani ekonomi dan eksportir Selandia Baru dengan baik. Saat kami menghubungkan kembali, membangun kembali dan pulih dari covid-19," pungkas Ardern.
“Seluruh tarif untuk semua produk akan dihapuskan antara kedua negara. Sebagian besar atau 97% akan dihapus pada hari kesepakatan perdagangan mulai berlaku,” imbuhnya.
Baca juga: Xi Jinping Bahas Kerja Sama dengan Pimpinan Eropa
Perjanjian ini juga sepenuhnya membuka pasar Inggris untuk impor domba dari Selandia Baru, yang memicu kemarahan petani Inggris. Adapun otoritas Inggris menekankan liberalisasi secara bertahap dalam satu dekade terakhir. Sekaligus, menegaskan bahwa kuota domba tidak sepenuhnya dimanfaatkan Selandia Baru.
Jajaran menteri di Inggris melihat kesepakatan ini sebagai batu loncatan untuk bergabung dengan perjanjian komprehensif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), yakni blok 11 negara termasuk Australia, Singapura dan Meksiko. Otoritas Inggris berharap dapat menjadi anggota pada akhir 2022.(Straitstimes/OL-11)