10 October 2021, 18:30 WIB

Merkel Dikritik karena Anggap Pendudukan Israel di Palestina hanya Sementara


Mediaindonesia.com |

KANSELIR Jerman Angela Merkel melakukan kunjungan ke Israel menjelang akhir masa jabatannya selama 16 tahun, Minggu (10/10). Ia bertemu dengan Perdana Menteri Naftali Bennett tetapi ia tidak dijadwalkan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas atau mantan PM Israel Benjamin Netanyahu.

Di bawah kepemimpinannya, Jerman telah mengadvokasi solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Akan tetapi dia telah menghadapi kritik dari para aktivis karena tidak menekan Israel untuk mengakhiri pendudukan militernya atas wilayah Palestina yang dimulai pada 1967.

Omar Shakir, Direktur Israel dan Palestina di Human Rights Watch, mengkritik Merkel karena menganggap pendudukan Israel selama 54 tahun sebagai sementara. "Mempertahankan fiksi ini telah memungkinkan pemerintah Merkel untuk menghindari kenyataan apartheid dan penganiayaan terhadap jutaan warga Palestina," katanya dalam suatu pernyataan.

"Pemerintah Jerman yang baru harus menempatkan hak asasi manusia di pusat kebijakan Israel dan Palestina," tambahnya. Lebih dari 600.000 pemukim Israel telah pindah ke Tepi Barat dan Jerusalem timur yang diharapkan warga Palestina akan menjadi bagian dari negara masa depan. 

Baca juga: Merkel: Keamanan Israel Tetap Menjadi Prioritas Jerman

Israel telah mempertahankan blokade terhadap dua juta penduduk Gaza sejak gerakan Islam Hamas merebut kendali pada 2007. (AFP/OL-14)

BERITA TERKAIT