TELEPON seluler (ponsel) dari sedikitnya lima menteri Prancis dan seorang penasihat diplomatik Presiden Emmanuel Macron terinfeksi oleh spyware Pegasus buatan Israel. Beberapa sumber mengatakan kepada AFP pada Jumat (24/9) membenarkan suatu laporan oleh situs web investigasi Mediapart.
Layanan keamanan Prancis mendeteksi perangkat lunak saat memeriksa telepon. Penyusupan itu diyakini terjadi pada 2019 dan 2020.
Pegasus, yang dibuat oleh perusahaan Israel NSO Group, dapat menyalakan kamera ponsel atau mikrofon dan memanen datanya. Produk itu menjadi pusat omongan pada Juli setelah daftar sekitar 50.000 target pengawasan potensial di seluruh dunia bocor ke media.
Konsorsium media di balik pengungkapan itu, termasuk The Washington Post, The Guardian, dan Le Monde dari Prancis, melaporkan pada saat itu bahwa salah satu nomor telepon Macron dan banyak menteri kabinet Prancis ada dalam daftar target potensial yang bocor.
Pihak berwenang Prancis menolak berkomentar pada Jumat. Lima menteri yang ditargetkan ialah Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer, Menteri Kohesi Wilayah Jacqueline Gourault, Menteri Pertanian Julien Denormandie, Menteri Perumahan Emmanuelle Wargon, dan Menteri Wilayah Luar Negeri Sebastien Lecornu.
Dua sumber Prancis yang mengetahui penyelidikan tersebut mengonfirmasi kebenaran laporan tersebut. Keduanya meminta tidak disebutkan nama karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
"Ponsel saya menjadi salah satu yang diperiksa oleh badan keamanan sistem TI nasional, tetapi saya belum mendengar apa pun tentang penyelidikan itu. Jadi saya tidak dapat berkomentar pada tahap ini," kata Wargon kepada situs web L'Opinion, Jumat.
Salah satu ajudannya mengatakan kepada AFP bahwa menteri tidak memiliki akses ke rahasia negara apa pun. "Jadi kami tidak dapat benar-benar melihat gunanya memata-matai dia."
Baca juga: Menhan Israel akan Bahas Spyware Pegasus dengan Prancis
Pada Juli, Le Monde melaporkan bahwa bukti percobaan peretasan ditemukan di telepon mantan menteri lingkungan dan sekutu dekat Macron, Francois de Rugy, dengan upaya yang diduga berasal dari Maroko. Badan intelijen Maroko juga dituduh berada di balik peretasan jurnalis di Prancis, tetapi pemerintah kerajaan telah membantah klaim tersebut dan meluncurkan tindakan hukum dengan tuduhan pencemaran nama baik. (AFP/OL-14)