14 September 2021, 14:15 WIB

Sambut Assad Datang, Putin Kecam Pasukan Asing di Suriah


Mediaindonesia.com |

PRESIDEN Rusia Vladimir Putin mengutuk kehadiran pasukan asing di Suriah. Putin mengatakan itu saat pembicaraan mendadak di Moskow dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Moskow telah menjadi sekutu utama rezim Assad sepanjang konflik Suriah yang meletus pada 2011 dengan penindasan protes antipemerintah. Intervensi militer Rusia pada 2015 membantu mengubah gelombang perang yang menguntungkan Assad dan Moskow mempertahankan pangkalan militer di negara itu.

"Masalah utama, dalam pandangan saya, yaitu angkatan bersenjata asing tetap berada di wilayah tertentu negara itu tanpa persetujuan PBB dan tanpa izin Anda," kata Putin kepada Assad selama pertemuan mereka, menurut pernyataan Kremlin, Selasa (14/9). Putin memuji upaya bersama Rusia dan Suriah dalam konflik tersebut.

Putin mengatakan militer mereka telah mengembalikan sebagian besar wilayah ke kendali pemerintah. "Teroris telah menderita kerusakan signifikan yang sangat serius. Pemerintah Suriah yang dipimpin oleh Anda menguasai 90% wilayah negara," kata Putin kepada Assad, kata Kremlin.

Pemimpin Suriah itu mengatakan kepada Putin bahwa kehormatan besar untuk bertemu dengannya di Moskow dan memuji hasil yang signifikan dari dua militer mereka, termasuk bekerja pada kembalinya pengungsi yang terpaksa meninggalkan rumah dan negara mereka.

Kepresidenan Suriah mengatakan kedua pemimpin bergabung dalam pembicaraan mereka dengan Menteri Luar Negeri Suriah Faisal al-Meqdad dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu. Dalam suatu pernyataan, dikatakan bahwa kedua belah pihak membahas pentingnya mencapai kesepakatan politik antara warga Suriah dan tanpa campur tangan asing.

Dikatakan Putin dan Assad telah membahas kerja sama ekonomi, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Dukungan politik dan militer Rusia untuk Suriah dengan mempertahankan pangkalan militer. Ini menjadi titik penting dalam hubungan Moskow dengan Barat yang telah menjatuhkan sanksi kepada Moskow karena mendukung rezim Assad. (AFP/OL-14)

BERITA TERKAIT