PENYELIDIK, Senin (24/5), menyelidiki penyebab kecelakaan kereta gantung di pegunungan Italia yang menyebabkan 14 orang tewas dan seorang balita berusia 5 tahun sebagai penyintas tunggal.
Balita laki-laki, yang kehilangan orangtua, kakek dan nenek, dan adiknya yang berusia dua tahun, dalam insiden itu, kini, dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.
"Dia masih berada di ruang perawatan intensif, diintubasi, dan dibuat tidak sadar. Besok, dokter akan secara perlahan menyadarkannya. Kami optimistis bisa menyelamatkannya," ujar juru bicara Rumah Sakit Citta della Salute di Turin.
Baca juga: Tabrakan Kereta di Kuala Lumpur, Lebih dari 200 Orang Terluka
Kecelakaan itu terjadi di dekat puncak Gunung Mottarone, yang memiliki pemandangan indah Danau Maggiore di barat laut Piedmont.
Kereta gantung itu terjatuh setelah kabelnya putus, menurut laporan. Namun, pejabat setempat, termasuk tim penyelamat dan jaksa, mengatakan rem darurat kereta gantung itu gagal berfungsi.
"Ada sejumlah hal yang harus diklarifikasi," ujar Menteri Transportasi Italia Enrico Giovanini setelah berkunjung ke Stresa, kota di dasar kereta gantung itu.
Jaksa Italia, Minggu (23/5), membuka penyelidikan mengenai kemungkinan kecelakaan itu disebabkan oleh keteledoran.
Leiner, perusahaan yang bertanggung jawab atas perawatan kereta gantung itu, mengatakan rem kereta gantung itu terakhir diperiksa pada 3 Mei. Adapun uji coba pengereman dilalukan pada Desember lalu.
Ini merupakan kecelakaan fatal pertama kereta gantung di Italia sejak 1998 ketika sebuah jet tempur Amerika Serikat memutuskan kabel kereta gantung dan menewaskan 20 orang.
Kecelakaan kali ini terjadi di awal pemerintah Italia membuka kembali pariwisata pascapandemi covid-19. (AFP/OL-1)