18 November 2020, 10:27 WIB

Putin Bela Kesepakatan Damai Nagorno-Karabakh


Basuki Eka Purnama |

PRESIDEN Rusia Vladimir Putin, Selasa (17/11), membela kesepakatan gencatan senjata antara Azerbaijan dan Armenia setelah Prancis menuntut Putin untuk memperbaiki ambiguitas di kesepakatan itu.

Putin mengatakan kesepakatan itu menjadi dasar dari normalisasi jangka panjang di wilayah Nagorno-Karabakh yang bersengketa.

Namun, dia mengakui bahwa gencatan senjata itu tidak mengatasi masalah mengenai status Karabakh.

Baca juga: Prancis Minta Rusia Perbaiki Kesepakatan Damai di Karabakh

Sebelumnya, Prancis mendesak Rusia memperjelas peran Turki, pejuang asing, serta menyusun rencana membahas status masa depan kawasan itu.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, di hadapan Parlemen Prancis, mengatakan masalah itu akan dibahas di Moskow dalam pertemuan Kelompok Minsk, kelompok yang berusaha mengatasi konflik di kawasan itu yang dipimpin oleh Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat (AS).

Kementerian Luar Negeri AS juga mendukung pernyataan Prancis dan mengatakan masih banyak tanda tanya yang harus diperjelas Rusia dalam kesepakatan itu.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan gencatan senjata hanya langkah awal menciptakan penyelesaian yang damai. Dia mendesak semua pihak untuk berdialog dalam wadah Kelompok Minsk.

Namun, Putin membela kesepakatan damai itu.

"Fakta bahwa bentrokan berhenti dan ada kesepakatan untuk membuka transportasi dan memulihkan hubungan ekonomi adalah hal yang sangat penting," ujar Putin dalam siaran langsung televisi Rusia.

Namun, mengakui ada masalah mengenai status final Karabakh, Putin menambahkan, "Apa yang terjadi berikutnya akan diputuskan di masa depan atau oleh pemimpin masa depan."

Nagorno-Karabakh merupakan wilayah Azerbaijan yang dihuni mayoritas warga etnik Armenia yang melepaskan diri dari kendali Baku dalam perang saat Uni Soviet runtuh pada 1990-an. (AFP/OL-1)

 

BERITA TERKAIT