RIBUAN demonstran, Rabu (11/11), turun ke jalan di Yerevan, Ibu Kota Armenia, menyuarakan kemarahan mereka setelah Perdana Menteri Nikol Pashinyan menyerahkan lahan sengketa kepada Azerbaijan dalam sebuah kesepakatan damai.
Pashinyan mengumumkan telah menandatangani kesepakatan damai dengan Azerbaijan terkait konflik di Nagorno-Karabakh, Selasa (10/11), mengakhiri konflik bersenjata selama beberapa pekan yang menewaskan lebih dari 1.400 orang dan menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Kesepakatan damai itu memicu perayaan di Azerbaijan namun kemarahan di Armenia, dengan demonstran menyebu gedung pemerintah dan menuntut Pashinyan mengundurkan diri.
Baca juga: Rusia Mulai Awasi Gencatan Senjata
"Kami kehilangan sejarah, budaya, dan jiwa. Belum lagi pengorbanan ribuan warga kami yang tewas atau terluka yang menjadi sia-sia," seru Jenny, seorang mahasiswa di Yerevan.
Lebih dari 400 pasukan penjaga perdamaian Rusia, Rabu (11/11), diterjumkan ke Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang direbut kelompok separatis Armenia dalam perang 1990.
Di Yerevan, polisi menghalau demonstran yang berkumpul sembari menyebut Pashinyan pengkhianat.
Polisi mengatakan telah menahan 135 orang namun membebaskan mereka kembali. (AFP/OL-1)