07 June 2019, 19:45 WIB

Terjadi lagi, Tiga Gajah Tewas Diracun di Kebun Sawit di Malaysia


Tesa Oktiana Surbakti |

TIGA gajah ditemukan dalam keadaan tewas sekitar perkebunan kelapa sawit di Johor, negara bagian Malaysia. Sejumlah gajah yang diracun hingga mati, menjadi kasus terbaru yang mengancam keberlangsungan hidup gajah.

Petugas kepolisian menemukan bangkai gajah di dekat perkebunan wilayah Kluang. Direktur Jenderal Departemen Taman Margasatwa dan Taman Nasional, Abdul Kadir Abu Hashim, telah meminta petugas satwa liar untuk bersiaga.

Beberapa hewan yang mati diyakini bagian dari kawanan 30 ekor gajah, yang hidup di hutan cagar alam terdekat. "Kami melakukan pencocokan data postmortem pada tiga gajah betina berusia 18-22 tahun. Dari situ terungkap sejumlah gajah telah diracun," jelas Abdul.

"Saya terkejut, sekaligus sedih atas kejadian ini. Apabila tindakan ini terus berlanjut, semua gajah liar bisa punah," imbuhnya.

Baca juga: Gajah Kerdil yang Terancam Punah

Lebih lanjut, Abdul menuturkan pagar listrik yang bertujuan menjauhkan gajah dari perkebunan tidak berfungsi normal. Hal itu memungkinkan gajah memasuki area perkebunan warga.

Menteri Sumber Daya Alam Malaysia, Xavier Jayakumar Arulanandam, mengatakan sampel hati dan ginjal dari gajah sedang diperiksa untuk menentukan jenis racun yang digunakan.

Malaysia telah menyaksikan serangkaian kasus pembunuhan gajah, sebagai akibat peningkatan hunian penduduk. Berikut, wilayah perkebunan yang meluas ke habitat hewan liar. Tahun lalu, sekitar enam gajah ditemukan tewas diracun di perkebunan sawit, negara bagian Sabah.

Baca juga: Polisi Selidiki Kematian Gajah Langka

Kalangan aktivis pelestarian lingkungan memperkirakan hanya sekitar 1.500 ekor gajah liar yang tersisa di Malaysia. Padahal, Malaysia adalah rumah bagi hamparan luas hutan hujan dan kaleidoskop satwa liar eksotis. Mulai gajah, orangutan, hingga harimau. Namun, jumlah spesies langkah menurun signifikan dalam beberapa dekade terakhir.

Banyak hewan langka diburu untuk mendapatkan bagian tubuh yang dianggap mahal. Seperti, kebutuhan pengobatan tradisional di Tiongkok dan wilayah Asia lainnya.

"Insiden terbaru merupakan tindak kriminal yang sangat kejam. Siapapun pelakunya berhati-hatilah. Kami akan memburumu," tegas Abdul. (AFP/X-15)

 

BERITA TERKAIT