Perempuan Lebih Kuat Berkomitmen Di Sektor Ekonomi


Siswantini Suryandari - 22 December 2020, 06:24 WIB

POTENSI perempuan menjadi pilar ekonomi Indonesia di era digital sangat besar. Bahkan di semua strata sosial, perempuan memiliki kemampuan memajukan perekonomian.

Seperti dikemukakan oleh Executive Vice President PT Pemodalan Nasional Madani, Sunar Basuki saat menyampaikan potensi pemberdayaan perempuan di sektor ekonomi di webinar bertema Pemberdayaan perempuan melalui dukungan terhadap penggerak ekonomi perempuan di era digital, Senin (21/12) sore. Diskusi tersebut untuk menyongsong Hari Ibu.

"Peluang bagi perempuan untuk berdaya secara ekonomi sangat besar. Di PNM sendiri ada 7,8 juta perempuan yang diberdayakan perekonomian mereka melalui pemodalan nasional dari pemerintah. Mereka ini adalah nasabah PNM yang masuk dalam golongan pra sejahtera (miskin). Kenapa perempuan yang dipilih. Berdasarkan survei perempuan memiliki komitmen besar sehingga mereka akan berusaha keras untuk memberdayakan ekonomi untuk ketahanan keluarga," kata Sunar Basuki.

PNM, lanjut Sunar selalu menargetkan kantong-kantong kemiskinan di Indonesia agar masyarakat miskin bisa tertolong dan diberdayakan untuk bisa mandiri. Bahkan dari 7,8 juta nasabah ini, ada yang kemudian naik level karena berhasil saat berada di level awal.

"Mereka kami dampingi mulai dari pemberdayaan ekonomi masih awal hingga sudah menuju tingkat lebih lanjut. Ada 2,6 juta nasabah yang masih pembimbingan awal, 4,8 juta nasabah pembimbingan lanjut, dan sisanya sudah naik kelas lebih atas lagi."

Dorongan pemerintah untuk menjadikan masyarakat miskin tidak lagi miskin lewat pemberdayaan ekonomi ini diakui manfaatnya oleh Sofi Runti, pemilik warung kelontong di Batang, Jawa Tengah. Ia telah tiga tahun menjadi nasabah PNM dan mendapatkan pendampingan. Suaminya adalah tukang tambal ban. Ia mengungkapkan awalnya ia tidak punya rumah, bahkan untuk makan sehari-hari juga tidak mencukupi. 

"Pinjam ke tetangga juga tidak dipercaya karena tidak yakin apa bisa dikembalikan," ungkapnya. 

Akhirnya Sofi masuk menjadi nasabah PNM dan mengembangkan usaha buka warung untuk membantu perekonomian. Sejak tiga tahun lalu hingga sekarang ia sudah mampu membeli sepeda motor, perabotan rumah tangga dan mampu membantu menghidupi keluarganya. Bahkan tetangganya yang semula menolak meminjamkan uang kepada Sofi, kini berbalik menjadi pengutang di warungnya.

"Ini benar-benar terjadi. Saya yang tidak punya pendidikan tinggi, dengan bantuan pemerintah dan bantuan modal dari presiden saat pandemi, saya bisa membuka usaha hingga kini," kata Sofi sambil meneteskan air mata terharu.

Ketahanan keluarga apalagi di tengah pandemi covid-19 seperti sekarang ini menjadi modal utama dalam penguatan sosial dan ekonomi. Puspita Zorawar, founder Excellencia Human Development Center yang juga menjadi narasumber menjelaskan bahwa apa yang dialami Sofi Runti adalah contoh kecil bagaimana perempuan memiliki kekuatan untuk berdaya dan menjaga ketahanan keluarga di tengah krisis ekonomi.

"Di tengah tingginya angka pengangguran akibat pandemi, kekuatan perempuan untuk berdaya secara ekonomi harus terus didorong agar menjadi pilar ketahanan keluarga Indonesia."

Puspita mengingatkan bahwa untuk memulai sesuatu untuk menuju tujuan yang baik harus yakin bisa, bukan sebaliknya ragu-ragu.

"Saya bisa, saya mampu, bukan sebaliknya. Jadi jangan gunakan kata-kata yang bisa mengendurkan semangat untuk menuju tujuan. Karena perempuan sebagai ibu di rumah menjadi contoh bagi anak-anaknya. Kalau ibu selalu memberi contoh dengan semangat juangnya, dengan kata-kata yang selalu positif akan ditiru anak-anak. Dan ini menjadi modal ke depannya untuk anak-anak membangun ketahanan keluarga."

Narasumber lainnya, Taufik Ardi Susilo, co founder dan CEO Tokoig.com menambahkan bahwa di era ekonomi digital, para nasabah PNM yang kini bergerak di dunia usaha harus melirik ke sektor ekonomi digital. Alasannya sampai tahun-tahun ke depan, ekonomi digital akan terus bertumbuh dan memiliki pangsa pasar besar. 

"Bagi yang baru buka usaha, maka kiatnya carilah produk yang lagi trending. Jualan produk yang cukup banyak dicari konsumen akan membantu mengembangkan usaha. Kemudian manfaatkan media sosial untuk jadi wadah kreasi jualan. Misalnya facebook, instagram dimanfaatkan untuk promosi produk. Untuk menampilkannya ya harus kreatif agar menarik," ujarnya.

Bila punya modal lebih bisa juga menyewa influencer. "Untuk influencer ini tidak perlu yang terkenal. Tapi teman-teman Anda yang memiliki banyak follower. Jadi di era ekonomi digital ini, dituntut untuk kreatif. 

Sebelumnya Aris Darmansyah selaku Staf Ahli Menteri Kemenko PMK bidang Pemanfaatan Sumber Daya Ekonomi dalam pidato kuncinya menyebutkan bahwa pemberdayaan perempuan di sektor ekonomi di Indonesia cukup besar. Terlebih di era ekonomi digital terus bertumbuh. Untuk itu para pelaku usaha UMKM harus siap dalam menyongsong perekonomian digital ini.

"Di data Kementerian Koperasi ada 62 juta UMKM, 42 juta di antaranya digerakkan oleh perempuan. Ada yang mendapatkan bantuan modal dari pemerintah tapi ada juga yang belum terakses ke program-progam pemerintah. Ini yang terus kita sosialisasikan bagaimana perempuan bisa berdaya secara ekonomi."

baca juga: Realisasi PEN Dekati 70%

Aris menambahkan salah satu upaya pemerintah memberikan permodalan melalui PNM yang sudah sejak 1991 bergerak membantu UMKM berkembang. "Ini potensinya besar. Namun juga harus diingat para pelaku usaha UMKM harus pede dan melek teknologi. Sehingga produk yang dihasilkan dan dipasarkan bisa diterima oleh masyarakat," kata Aris.

Untuk saat ini, UMKM tidak hanya berkutat di bisnis konvensional, tetapi juga harus dikembangkan ke pemasaran secara digital. Karena era Revolusi Industri 4.0 mendorong pelaku usaha untuk mengembangkan usaha dengan pendekatan e-commerce, sehingga produk-produknya bisa dikenal luas. (OL-3)
 

BERITA TERKAIT