KETUA Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI) Dadang menerangkan, kelestarian lebah saat ini kian terancam. Hilangnya lebah sebagai penyerbuk akan mengganggu tatanan ekosistem.
“Penurunan populasi lebah di berbagai belahan dunia sangat mengkhawatirkan, karena perannya sebagai penyerbuk sangat penting, baik dalam bidang pertanian, pelestarian hutan, maupun di berbagai ekosistem lainnya,” ujar Dadang, Sabtu (27/5).
Berdasarkan laporan PEI, spesies lebah hutan (Apis dorsata) banyak menghilang dari kawasan Sumatra dan Kalimantan.
Baca juga: Peringati Hari Lebah Sedunia, Pakar Ingatkan Ancaman Pelestarian Lingkungan
Rusaknya habitat asli lebah akibat sektor pertanian disebut menjadi faktor utama kejadian ini. Kelestarian lebah juga semakin terancam akibat perubahan iklim ekstrem.
“Di sektor pertanian, penurunan jumlah lebah akan berdampak pada penurunan produksi pangan dunia. Lebah merupakan penyerbuk paling produktif dan beragam di sebagian besar dunia, dengan lebih dari 20 ribu spesies yang tercatat,” lanjut dia.
Menurut dia, upaya restorasi habitat bagi penyerbuk merupakan bagian dari pertanian regeneratif yang perlu digalakkan.
Baca juga: Aktivis Gelar Hari Pengobatan Sengat Lebah Sedunia di Tegal
Ia menilai, pendekatan pertanian regeneratif memiliki potensi untuk membantu melimpahkan kembali ekosistem di sekitarnya dengan serangga, mamalia dan burung yang bermanfaat.
”Upaya konservasi terhadap keberadaan lebah dan penyerbuk ini penting untuk dilakukan karena lebah berperan penting dalam ketahanan pangan dan kesehatan,” pungkas dia. (Z-1)