PRAKTISI kesehatan bidang onkologi atau penyakit kanker Bajuadji air galon dan penyakit kanker payudara tak ada kaitannya sama sekali. Rumor yang mengaitkan air galon dengan kanker payudara karena ada unsur persaingan usaha semata.
“Saya tidak pernah menemukan ada dari pasien-pasien yang mengalami kanker payudara karena telah mengkonsumsi air galon. Itu menurut saya hanya persaingan usaha saja,” ujarnya, dalam keterangan resmi yang diterima.
Seperti diketahui, air galon saat ini masih digunakan sebagai penyediaan air minum sehat di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Menurut salah satu staf bagian gizi rumah sakit yang tidak bersedia disebutkan namanya, penyediaan air galon di rumah sakit ini digunakan untuk kebutuhan pasien, staf rumah sakit dan juga untuk keperluan memasak makanan untuk pasien rumah sakit.
Baca juga: Indofood Pelajari Hasil Temuan Taiwan Soal Pemicu Kanker di Indomie
Salah satu karyawan supplier yang memasok air galon ini ke rumah sakit tersebut menyebutkan setiap hari memasok 100-200 galon per hari ke Rumah Sakit Kanker Dharmais ini.
Bajuadji menyebut 85% penyebab kanker payudara itu adalah karena faktor keturunan atau genetik. Kemudian 15% karena faktor lingkungan seperti zat kimia yaitu formalin dan zat pengawet makanan, radiasi ultraviolet, merokok, minum, alkohol, penyakit yang berhubungan dengan dan kebiasaan minum alkohol, kemudian penyakit yang berhubungan dengan defisiensi tubuh/imunitas misalkan HIV/AIDS, kemudian bisa juga karena penyakit hepatitis atau gangguan fungsi hati.
Baca juga: Cegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi HPV Sejak Dini
Selain itu, lanjutnya, kanker payudara juga bisa disebabkan karena terjadinya ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. Misalnya, pada seseorang yang mempunyai riwayat mengonsumsi hormon, mereka yang melaksanakan inseminasi buatan atau bayi tabung, atau ada riwayat pemakaian KB suntik, KB pil, dan KB implan.
“Dengan memakai obat hormon itu, tubuh seseorang bisa mengalami ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh yang memicu terjadinya suatu keganasan,” ungkapnya.
Dia mengutarakan 80% gejala kanker payudara ini ditandai dengan timbul benjolan di payudara atau ketiak yang bisa disertai nyeri ataupun tidak. Biasanya benjolannya itu padat dan keras seperti batu. Selain itu, keluarnya cairan dalam bentuk darah, nanah dengan cairan bening atau cairan berwarna kuning atau berwarna putih atau hitam melalui puting susu.
“Kita anjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau sadari,” tuturnya.
Langkah berikutnya yang bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara ini adalah dengan pemeriksaan penunjang melalui USG payudara atau mamografi paling tidak setahun sekali. Kemudian yang ketiga, berkonsultasi dengan dokter Onkologi.
Sebelumnya, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Aru Wisaksono Sudoyo menyampaikan, belum pernah menemui pasien kanker karena telah mengonsumsi air galon.
“Belum ada buktinya sama sekali hingga saat ini,” ungkapnya.
Menurutnya, kebanyakan kanker itu disebabkan paparan-paparan gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain sebagainya.
“Jadi belum ada penelitian air galon itu menyebabkan kanker,” ujarnya.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga mengendus adanya isu persaingan usaha dalam kasus penyudutan air galon ini. Komisioner KPPU, Chandra Setiawan, melihat penyudutan terhadap produk tertentu ini dilarang dalam hukum persaingan usaha. (Z-10)