27 April 2023, 10:59 WIB

Ancaman Malaria Meningkat di Musim Kemarau, Ini Gejala dan Tanda Bahayanya


Despian Nurhidayat |

Memasuki musim kemarau, Indonesia saat ini tengah menghadapi cuaca panas berkepanjangan setelah 3 tahun sebelumnya didominasi musim penghujan. Dalam kondisi ini, penyebaran nyamuk tentu sangat banyak dan berpotensi menyebarkan penyakit. Salah satu penyakit yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dalam kondisi seperti ini ialah malaria.

Dokter Spesialis Anak Subspesialis Infeksi dan Penyakit Tropis Anak dr. Amar Widhiani, Sp.A (K) menjelaskan bahwa malaria ini sangat berkembang di negara beriklim tropis dan perlu diwaspadai karena dapat membahayakan masyarakat.

"Gejala malaria secara umum pada anak, remaja dan dewasa muda itu nyeri sendi seperti infeksi virus, nyeri kepala atau pusing, nyeri ulu hati, mual, muntah dan diare. Hal ini bisa membuat komplikasi juga nantinya ke organ ginjal, paru dan otak. Jadi tidak bisa dientengkan namanya sakit malaria ini, sehingga kalau memang positif, kita harus langsung ke dokter atau puskesmas untuk dapat terapi anti malaria," ungkapnya dalam Talkshow Ciri-Ciri Malaria dan Penanganannya secara virtual, Kamis (27/4).

Baca juga: Liur Nyamuk Dapat Pengaruhi Kekebalan Tubuh Manusia

Berbeda dengan nyamuk aedes aegypti, malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk anopheles dengan parasit plasmodium. Setelah tergigit, parasit akan masuk ke dalam aliran darah menuju organ hati. Parasit ini lalu akan berkembang biak dan setelah beberapa hari.

Parasit dewasa akan kembali mengikuti peredaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Dalam kurun waktu 48–72 jam, parasit di dalam sel darah merah akan terus berkembang biak sehingga sel yang terinfeksi pecah. Infeksi ini akan terus berlangsung dengan gejala malaria yang berulang kali muncul dalam siklus 2-3 hari.

Baca juga: Ini Wilayah Rawan Malaria di Indonesia

Menurut dokter Amar, pengobatan untuk oarang yang terkena malaria dibagi menjadi dua jenis di Indonesia. Pertama ialah pemberian obat dihydroartemisinin-piperaquine (DHP) selama 3 hari setelah terdiagnosa. Obat ini digunakan untuk membunuh parasit penyebab malaria di dalam sel darah merah.

"Sementara itu, untuk seseorang yang mengidap malaria berat dan harus dirawat di rumah sakit, akan mendapatkan artesunate injeksi," kata dr. Amar.

Menurutnya, hal yang tak kalah penting dan perlu diperhatikan ialah malaria akan sangat berbahaya bagi anak-anak. Pasalnya, imunitas anak-anak dikatakan belum cukup kuat sehingga malaria akan membahayakan.

"Kami sangat waspada untuk usia anak balita dan bayi jika terjadi infeksi malaria. Karena anak-anak imunitasnya masih rendah. Juga ibu hamil. Kalau ibu hamil terdapat parasit dalam pembuluh darahnya, dia akan anemia dan hipoksia. Janinnya pasti terjadi meninggal atau prematur," tuturnya.

Dokter Amar menegaskan, pencegahan malaria dapat dilakukan secara pribadi dan lingkungan. Secara pribadi, diharapkan untuk memakai pakaian lengan panjang dan memakai losion anti nyamuk.

Dari lingkungan, diharapkan untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal, mengenakan kelambu berinsektisida, kawat kasa nyamuk dan perlindungan lainnya.

"Nyamuk malaria ini menyerang dari sore sampai subuh. Jadi jangan berkeliaran pada jam itu. Kalau bepergian, pilih penginapan yang dingin bisa ada kipas anginnya atau punya AC sehingga tidak digigit nyamuk," tandas dr. Amar.

(Z-9)

BERITA TERKAIT