09 April 2023, 10:16 WIB

Penyebab Ketindihan dan Cara Mengatasinya


Mesakh Ananta |

KETINDIHAN merupakan kondisi dimana tubuh tidak dapat digerakan pada saat sedang dalam kondisi setengah sadar pada saat tidur. Selain tidak dapat menggerakan tubuh, cenderung juga tidak dapat berbicara atau mengucapkan kata-kata, merasa ditindih dibagian dada, sulit bernafas dan mengeluarkan keringat yang banyak.

Beberapa orang, menganggap bahwa ketindihan merupakan suatu kondisi paranormal yang disebabkan oleh makhluk halus. Namun, sebenarnya ketindihan dapat dijelaskan oleh medis.

Dilansir dari laman klikdokter, ketindihan atau yang disebut juga dengan kelumpuhan tidur (sleep paralysis) adalah kondisi dimana adanya ketidaksinkronan antara otak dan tubuh yang terjadi pada saat proses tidur terjadi. 

Baca juga: Hati-Hati, Gangguan Tidur Jadi Salah Satu Gejala Depresi

Dalam keadaan tidur, terdapat dua fase utama yang terjadi, yaitu fase rapid eye movement (REM) dan non-rapid eye movement (NREM). Saat tidur, sebagian besar tubuh Anda akan berada di dalam fase NREM.

Pada fase tersebut, tubuh dalam keadaan rileks. Sementara itu pada fase REM, tubuh dalam keadaan rileks tetapi mata bergerak dengan cepat. Pada kondisi peralihan dari fase NREM dan REM, kadang seseorang terbangun dari tidurnya.

Baca juga: Gangguan Tidur pada Lansia, Wajar Sekaligus Berisiko Depresi

Nah, pada saat Ia terbangun dalam kondisi peralihan ini, otaknya masih dalam keadaan tidur, seluruh ototnya juga masih lumpuh karena masih dalam keadaan rileks. Alhasil, Anda akan merasakan gejala ketindihan seperti tersadar dengan kondisi badan tidak bisa bergerak.

Nantinya, beberapa saat setelah mengalami kondisi sleep paralysis, otak dan tubuh akan perlahan akan sinkron kembali sampai benar-benar terbangun dari ketindihan.

Kelumpuhan tidur umumnya bukanlah sesuatu yang berbahaya. Namun gejala yang dialami penderitanya kadang menimbulkan rasa takut dan cemas untuk tertidur lagi.

Penyebab Ketindihan:

Seperti penjelasan sebelumnya, ketindihan tidak terjadi karena makhluk halus atau kondisi paranormal. Namun kondisi ketidaksinkronan yang terjadi antara otak dan juga tubuh.

Selain itu, beberapa faktor seperti gangguan mental, salah posisi tidur, mengidap kondisi narkolepsi atau halusinasi, jadwal tidur yang tidak teratur, dan penyakit obstructive sleep apnea, juga dapat menjadi faktor yang meningkatkan risiko terjadinya ketindihan. (Z-10)

BERITA TERKAIT