27 March 2023, 13:45 WIB

Metode Small Frequent Feeding Diklaim Bisa Bantu Atasi Balita yang Susah Makan


Basuki Eka Purnama |

DOKTER spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Mulya Rahma Karyanti menilai orangtua bisa mencoba metode small freuquent feeding untuk mengatasi balita yang susah makan dan berat badan yang tidak bertambah.

Mulya, dikutip Senin (27/3), menjelaskan metode small frequent feeding adalah menjadwalkan makan setiap 3 jam dalam sehari dengan porsi yang sedikit dan tetap memperhatikan kecukupan nutrisi.

"Ibu harus tingkatkan asupan makannya (pada balita), jadi, small frequent feeding. Sekarang asupan input-nya banyak, tapi output-nya lebih banyak untuk aktivitas (karena) anaknya lagi tumbuh kembang, perkembangan otaknya lagi dikuras dari nutrisinya, kalorinya. Sekarang asupannya dinaikkan setiap 3 jam makan," kata Mulya.

Baca juga: Pemkot Jaksel Temukan 203 Balita Stunting di 15 Kelurahan

Mulya mencontohkan metode small frequent feeding bisa diterapkan dengan membuat jadwal sarapan balita pada pukul 6.00 dengan hidangan sereal atau susu sebanyak satu gelas. Kemudian, anak akan makan lagi pada pukul 9.00 dengan porsi gizi seimbang dalam satu piring.

Selanjutnya, anak akan makan utama lagi pada siang hari dan makan kudapan pada sore hari.

Mulya menggarisbawahi pentingnya asupan susu pada balita yang susah makan dengan berat badan yang tidak kunjung naik. Susu juga baik untuk dikonsumsi mengingat komponen nutrisi di dalamnya sudah lengkap mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hingga mineral.

Baca juga: Stunting Rugikan Negara Rp300 Triliun per Tahun

Jika anak tetap enggan makan, Mulya mengatakan orangtua perlu menyuguhkan dua pilihan jenis makanan atau bahan makanan. Dengan cara ini, anak diharapkan tidak menolak setelah melihat pilihan makanan yang berbeda.

"Bikin suasana makan menyenangkan. Misalnya, 'Yuk, sekarang mau makan rotinya sama apa, mau keju atau cokelat'. Jadi kasih dua pilihan. Atau misalnya, Lauknya mau apa. Atau mungkin pastanya mau campur sama daging cacah atau mau sama ayam," kata Mulya.

Yang tidak kalah penting, imbuh dia, buatlah suasana di meja makan menjadi menyenangkan sehingga anak semangat untuk menyantap makanan yang disajikan. 

Selain itu, orangtua juga perlu menerapkan kedisiplinan jadwal makan dengan harapan anak bisa mengapresiasi apa yang sudah diberikan saat merasa lapar. (Ant/Z-1)

BERITA TERKAIT