27 March 2023, 08:15 WIB

Lebih Baik Pilih Buah Kala Berbuka Puasa Ketimbang Makanan Manis


Basuki Eka Purnama |

PAKAR kesehatan Fanny R Imannuddin menyarankan orang-orang memilih buah karena juga mengandung nutrisi lain seperti serat saat berbuka puasa ketimbang hidangan yang sekedar manis.

"Sebaiknya, kita konsumsi yang tingkat seratnya tinggi, kadar vitamin juga cukup baik sebagai tambahan antioksidan. Jadi bukan sekedar gula yang diproses," ujar dokter yang berfokus pada bidang estetik itu, dikutip Senin (27/3).

Fanny mengingatkan, saat berbuka puasa, orang-orang memerlukan glukosa karena lebih cepat dicerna atau diserap tubuh. 

Baca juga: Tetap Sehat Saat Puasa dengan Istirahat yang Cukup

Glukosa ini dapat berasal dari beragam sumber antara lain buah-buahan, nasi, tepung, dan ubi, yang akan berubah menjadi 12 unit energi. Di antara pilihan ini, buah yang disarankan.

Lebih lanjut, dia juga mengingatkan orang-orang mencukupi kebutuhan nutrisi saat berbuka puasa dan sahur agar detoksifikasi atau upaya menetralisir racun, yang menjadi salah satu manfaat berpuasa selama Ramadan, dapat berjalan maksimal.

"Kalau pemberian nutrisi saat sahur yang tidak sehat, proses detokfisikasi tidak maksimal. Mungkin lebih banyak karbohidratnya, protein, atau makanan yang sifatnya hanya manis saja. Tubuh butuh nutrisi yang lengkap, seimbang," jelas Fanny.

Baca juga: Ini Lima Aplikasi Pendukung Ibadah Selama Ramadan

Sebenarnya, tubuh seseorang melakukan detoksifikasi sendiri. Namun proses ini terganggu karena pola nutrisi dan kebiasaan hidup tidak sehat termasuk kurang minum air putih, sering mengonsumsi makanan cepat saji dan olahan, kurang tidur, dan stres cukup tinggi.

"Puasa ini pengaturan sebenarnya supaya tubuh kita bisa melakukan proses detoksifikasinya dengan lancar, kurang lebih sekitar 12 - 14 jam," kata Fanny.

Tubuh membutuhkan tidur setidaknya tujuh jam dan seseorang disarankan tidur setidaknya empat jam setelah makan malam.

"Saat setelah makan, tubuh akan memproduksi insulin, kalau kita langsung tidur, liver tidak memproduksi secara alami untuk
proses detoksifikasinya," pungkas Fanny. (Ant/Z-1)

BERITA TERKAIT