08 March 2023, 20:03 WIB

Kemenkominfo Berbagi Ilmu dengan Tiktok sebagai Media Pemasaran


mediaindonesia.com |

KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan kegiatan Gali Ilmu bersama TikTok Indonesia untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan masyarakat umum di Gedung Serbaguna Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (4/3).

Gali Ilmu menghadirkan narasumber yang ahli dibidangnya untuk mengupas tuntas fitur media sosial dan aplikasi yang dapat bermanfaat untuk melakukan pemasaran usaha ataupun yang lainnya. Kegiatan ini meliputi sesi talkshow dan workshop yang diselenggarakan secara hybrid dengan dihadiri lebih dari 400 peserta yang hadir secara luring (offline) maupun daring (online).

Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada 2022 lalu menunjukkan bahwa kapasitas literasi digital masyarakat Indonesia dinilai sebesar 3,54 dari 5,00. Angka itu menunjukkan tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori 'sedang'.

Berdasarkan hal tersebut, Kemenkominfo berkolaborasi dengan sejumlah komunitas dan kelompok masyarakat untuk meliterasi masyarakat tentang materi yang didasarkan pada 4 pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Dalam keterangan yang diterima Rabu (8/3), kegiatan kali ini dibuka dengan sesi talkshow yang diisi oleh Global E-Commerce Business Operation and Acquisition TikTok, Aldo Shurman, dan kreator konten sekaligus pengusaha, Tommy Teja.

Di sesi ini, Aldo menjelaskan bahwa TikTok menduduki peringkat satu sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh di seluruh dunia dan di Indonesia, sekaligus menduduki peringkat ke-2 setelah Amerika Serikat. Hal ini membuat TikTok melihat Asia Tenggara, khususnya Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar.

Aldo menambahkan bahwa TikTok kini bukan hanya sebagai platform hiburan, tetapi sudah menjadi shoppertainment atau media untuk hiburan sekaligus berjualan online. "Dulu user hanya menggunakan TikTok untuk hiburan saja, kini user sudah bisa berjualan dan berbelanja, sehingga
kini TikTok sudah menjadi shoppertainment dan membantu pelaku usaha khususnya UMKM memiliki jangkauan yang lebih luas," tambahnya.


Baca juga: Bridgestone Indonesia Raih Penghargaan Indonesia Green Award (IGA) 2023


Terakhir, ia menekankan bahwa kemampuan membuat konten yang baik sangat dibutuhkan untuk mendapatkan perhatian pengguna TikTok yang menjadi target pasar. "Tipnya ketika kita bikin konten, maksimalkan di tiga detik pertama. Di situ user memutuskan untuk tetap lanjut lihat konten kita atau enggak," kata Aldo.

Sementara itu, Tommy Teja menjelaskan mengenai perbedaan antara TikTok dan marketplace lain sebagai media berjualan online. "Ketika kita ingin berjualan di TikTok, pastinya lewat video konten karena kita jualannya lewat konten dan berbeda dengan marketplace lain di mana orang-orang nyarinya barang duluan. Sedangkan kalau di TikTok itu terbalik, orang-orang ngelihat konten dulu baru mereka belanja," jelas Tommy.

Ia lebih lanjut memaparkan mengenai tip dalam bagaimana membuat konten menarik di TikTok sebagai media berjualan online. "Jadi yang paling penting itu kita harus punya skill content creation untuk membuat konten yang menarik supaya orang-orang menonton video kita sampai
beres dan bisa tertarik untuk ngeklik keranjang produk yang kita jual," papar Tommy.

Sesi kedua dalam kegiatan ini berupa workshop yang dipandu oleh Tommy yang mana enam peserta diberikan kesempatan untuk praktik langsung membuat konten yang menarik dalam memasarkan produk di TikTok. Produk yang digunakan dalam praktik ini di antaranya barang-barang berupa kain selendang, skincare, dan makanan ringan.

Kegiatan Gali Ilmu merupakan salah satu upaya literasi digital untuk segmen masyarakat umum dalam rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kemenkominfo. Program Indonesia Makin Cakap Digital bertujuan memberikan literasi tentang teknologi digital kepada 50 juta masyarakat Indonesia hingga 2024. (RO/I-2)

BERITA TERKAIT