MANTAN Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengatakan virus H5N1 atau flu burung belum termasuk kategori kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (public health emergency of international concern/PHEIC). Flu burung akan masuk kategori PHEIC jika penyakitnya baru, berat, dan jika sudah menular ke 2 regional.
"Ada tim yang mengawasi dan menentukan itu dan akan dilaporkan Dirjen WHO. Sehingga outbreak sudah terjadi namun belum sampai PHEIC dan belum melompati ke benua lain tapi tetap harus waspada," kata Tjandra, Jumat (3/3).
Baca juga: Flu Burung Merebak, Kementan Diminta Bergerak Cepat Cegah Penyebaran
Ia menjelaskan terdapat fase pandemi influenza yang dibagi menjadi 6 fase, pada fase 1-3 H5N1 terjadi pada binatang saja kalau ada manusia yang tertular, biasanya yang melakukan kontak dengan binatang, kondisi sekarang kasus sudah ditemukan tapi baru pada unggas saja.
Pada fase 4 terjadi penularan manusia ke manusia, fase 5-6 terjadi penularan yang meluas sehingga menjadi pandemi, kemudian post peak atau terjadi pengulangan penyakit, dan pasca-pandemi yakni aktivitas penyakit musiman.
Clade yang terjadi di Kalimantan Selatan adalah 2.3.4.4b sedangkan clade yang terjadi di Kamboja adalah H5N1 clade 2.3.2.1.
"Jadi saya kira perlu diteliti lebih lanjut untuk menentukan kesimpulannya," ujarnya.
Baca juga: Penularan Flu Burung di Kawasan Asia Tenggara Harus segera Diantisipasi
Diketahui pada Desember 2022 Virus H5N1 Clade 2.3.4.4b nyatanya sudah menjangkit manusia kasusnya ditemukan di Yunani, Spanyol, Vietnam, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Irlandia Utara. (OL-17)