02 March 2023, 05:45 WIB

Yuk, Pahami Arti dan Dampak BPA


Meilani Teniwut |

BELAKANGAN ini, BPA atau Bisphenol A menjadi sorotan. BPA merupakan salah satu zat kimia yang berbahaya.

BPA tidak hanya dilarang di Indonesia namun telah dilarang di beberapa negara lain, seperti Amerika Serikat (AS), Prancis, Australia, Denmark, Swedia, sampai Malaysia. 

Berikut penjelasan apa itu BPA dan bahayanya untuk kesehatan yang perlu Anda ketahui.

Apa itu BPA?

Bisfenol A (BPA, bisphenol A) adalah senyawa sintetis organik dengan rumus kimia (CH3)2C(C6H4OH)2 yang termasuk dalam kelompok turunan difenilmetana dan bisfenol, dengan dua gugus hidroksifenil. 

Baca juga: Guru Besar Unhas: BPA Berbahaya Buat Manusia dan Lingkungan

Ini adalah padatan tidak berwarna yang larut dalam pelarut organik, tetapi tidak larut dalam air (0,344% berat pada 83 °C).

Bahan kimia ini bukan barang baru dalam industri kemasan dan barang-barang rumah tangga, tapi telah digunakan sejak 1950 silam. Dulunya, plastik yang mengandung BPA sering digunakan sebagai wadah untuk makanan atau minuman. 

Plastik berbasis BPA jelas dan tangguh, dan dibuat menjadi berbagai barang konsumsi umum, seperti botol plastik termasuk botol air, wadah penyimpanan makanan, botol bayi, peralatan olahraga, CD, dan DVD. 

Resin epoksi yang berasal dari BPA digunakan untuk melapisi pipa air, sebagai pelapis di bagian dalam banyak kaleng makanan dan minuman dan dalam pembuatan kertas termal seperti yang digunakan dalam tanda terima penjualan.

Tidak hanya itu, resin BPA juga kerap jadi bahan pelapis permukaan kaleng makanan, tutup botol, hingga komposit gigi.

Dampak pengunaan BPA bagi kesehatan

Berrikut ini adalah dampak dari pengunaan BPA bagi kesehatan manusia.

1. Gangguan reproduksi 

Penelitian mengenai BPA dan gangguan reproduksi dimuat pada Jurnal Human Reproduction pada 2009. Pada penelitian itu ditemukan bahwa paparan BPA pada pria akan memberikan dampak buruk pada kesuburan. 

Paparan BPA yang terlalu tinggi bisa meningkatkan risiko disfungsi ereksi dan masalah yang berkaitan pada nafsu seksual serta ejakulasi. 

Sedangkan, menurut penelitian yang diterbitkan pada International Journal of Environmental Research and Public Health pada 2015, ditemukan bahwa BPA bisa memberi dampak buruk pada fungsi endokrin yang melibatkan hipotalamus dan kelenjar pituitari. 

Kondisi ini dijelaskan bisa memengaruhi pubertas dan ovulasi sehingga mengakibatkan kemandulan. Tidak hanya itu saja, terdapat efek jangka panjang yang juga disebutkan di dalam penelitian ini.

2. Penyakit jantung 

Paparan BPA pada manusia, meskipun hanya dalam jumlah sedikit, akan menyebabkan penyakit kardiovaskular. 

Kaitan antara keduanya sudah diteliti dan terbit pada International Journal of Environmental Research and Public Health pada 2014. 

Pada penelitian itu ditemukan ada beberapa penyakit kardiovaskular yang mungkin dialami, seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, angina, hipertensi, serta penyakit arteri perifer. 

Tidak hanya itu saja, hasil penelitian yang dilakukan pada hewan juga menunjukkan adanya perubahan tekanan darah, aritmia, dan aterosklerosis yang disebabkan oleh paparan BPA.

3. Diabetes tipe 2 dan obesitas 

Melansir Medical News Today, beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan BPA juga akan menyebabkan diabetes tipe 2, peningkatan berat badan, dan sindrom metabolik. 

Beberapa penelitian pada hewan juga menunjukkan adanya dampak buruk dari paparan BPA, seperti:

  • Peningkatan risiko diabetes 
  • Gula darah dan intoleransi glukosa 
  • Resistensi dan perubahan sekresi insulin 
  • Fungsi sel beta 
  • Peningkatan sel lemak.

4. Perkembangan otak janin 

Paparan BPA ketika dalam masa kehamilan akan mempengaruhi perkembangan otak janin. 

Menurut penelitian yang terbit di Jurnal Hormones and Behavior pada 2013, ditemukan bahwa paparan BPA akan mengganggu regulasi estrogen dan modifikasi DNA. Kondisi ini akan memengaruhi perilaku sosial dan kecemasan setelah kelahiran.

5. Kanker payudara dan prostat 

Melansir Healthline, paparan BPA dalam intensitas rendah juga dikaitkan dengan risiko munculnya kanker, termasuk kanker ovarium, kanker payudara, kanker prostat, dan kanker usus besar. 

Tidak hanya itu saja, penelitian di dalam Jurnal Current Molecular Pharmacology pada 2019 juga mencari tahu kaitan keduanya. Pada penelitian ini ditemukan bahwa paparan BPA akan membuat obat kemoterapi kurang efektif. (OL-1)

BERITA TERKAIT