PERINGATAN Isra Mi'raj bisa dianalogikan sebagai miladnya perintah salat. Karena saat itulah perintah tersebut datang dari Allah swt kepada Nabi Muhammad saw.
"Jadi kalau ada peringatan Isra Mi'raj ini ya seperti kita diingatkan kembali tentang bagaimana perintah salat itu langsung dari Allah kepada rasulullah," ujar KH Encep Umar Zaelani, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi saat ceramah di Masjid Nurul Hidayah, Komplek Kodau V Ambarapura, Jatimekar, Jatiasih, Bekasi, Minggu (26/2).
Di ceramah yang merupakan puncak acara peringatan Isra Mi'raj 1444 hijriah itu, KH Encep menyitir sebuah kisah ketika khalifah Umar bin Khattab saat mengimami salat Subuh ditusuk pisau oleh seorang budak bernama Abu Lu'luah Al-Majusi.
"Dengan penuh darah beliau dibopong ke rumahnya. Ketika ada seorang sahabat yang menanyakan, apakah Umar sudah salat Subuh, beliau menjawab belum. Karena saat itu belum sampai usai salatnya. Beliaupun segera menyelesaikan salatnya," tutur Mustasyar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Setu tersebut.
KH Encep menegaskan bahwa dari kisah tersebut tergambar jelas bagaimana perintah salat itu tak bisa ditawar. "Dalam keadaan apapun tak boleh ditinggalkan. Kalau kondisi kita tak mampu berdiri, ya boleh duduk, berbaring, dalam hati, bahkan dengan kedipan mata saja diizinkan. Bila itu semua tak bisa dilakukan, ya kita tinggal disalatkan saja," tandasnya di hadapan ratusan warga yang hadir.
Selain itu KH Encep juga mengingatkan aga umat Islam jangan mudah terprovokasi dengan informasi hoaks. Terlebih saat sekarang ketika akan dilaksanakan kampanye pemilu. "Berhati-hatilah dengan informasi yang kita dapatkan. Jangan mudah terprovokasi," tukasnya. (RO/O-2)