SOSOK bayi kecil dengan tubuh berisi dan memiliki sayap di punggung sembari memegang panah pasti sudah tak asing lagi. Ya, sosok itu kerap disebut cupid.
Richard Martin, seorang profesor klasik di Universitas Stanford, mengatakan dalam sumber-sumber sastra Yunani yang mereka miliki, cupid digambarkan sebagai sosok yang tak terkalahkan. Namun, siapa sosok cupid itu? Agar tidak penasaran lagi, ada baiknya simak penjelasan berikut ini.
a. Siapa itu Cupid ?
Cupid merupakan salah satu dari beberapa dewa-dewa kuno yang masih populer di masyarakat modern, meskipun posisinya tidak lagi sama seperti asalnya.
Dalam mitologi Yunani, Padanan Cupid adalah Eros. Cupid berasal dari kata latin Cupido, yang diterjamahkan sebagai "gairah, hasrat, kerinduan, atau keinginan."
Cupid sering digambarkan sedang melepaskan anak panah. Hal ini bisa dimengerti karena orang yang terkena panahnya akan jatuh cinta. Bagian dari mitos ini begitu terkenal hingga gambar hati yang tertusuk panah menjadi simbol untuk cinta dan asmara.
Terdapat beberapa versi dalam teks mitologi tentang silsilah Cupid:
- Penyair Hesiod menjelaskan dalam Theogony bahwa Cupid diciptakan oleh dewa Chaos dan dewa Bumi.
- Dalam versi lain, orangtua Cupid adalah Jupiter dan Venus. Sedangkan dalam versi yang lain lagi, Cupid dianggap putra Nyx dan Erebus.
Meskipun di zaman modern Cupid sering digambarkan sebagai peri baik yang menyebarkan cinta dan asmara, di zaman kuno, dia memiliki reputasi yang tidak selalu baik. Dalam kisah mitologi, Cupid diyakini sebagai anak nakal pembuat masalah. Selain sering bermain, dia dikenal sering berubah mood.
Cupid rupanya tak hanya memiliki kemampuan untuk membuat orang jatuh cinta akan tetapi juga bisa menumbuhkan rasa benci.
Oleh karena itu, dalam berbagai deskripsi, Cupid terlihat membawa dua anak panah, satu untuk cinta dan satu lagi untuk benci.
b. Kisah Dewa Cinta Cupid
Ada banyak versi mengenai kisah Cupid atau Eros, salah satunya dari penulis pertama mitologi Yunani yang menyebutkan Eros, yaitu Hesoid.
Hesoid menggambarkan Eros dalam puisinya “Theogony” sebagai salah satu dewa kosmogonik purba yang lahir dari telur dunia. Namun catatan selanjutnya tentang garis keturunan Eros berbeda-beda. Ada yang menggambarkannya sebagai putra Nyx dan Erebus, Iris dan Zephyrus, bahkan Aphrodite dan Zeus.
Dalam versi modern yang paling populer, yaitu Percy Jackson karya Rick Riordan, Eros digambarkan sebagai putra Aphrodite dan Ares.
Penggambaran cerita yang berbeda-beda itu menjadikan Zeus di satu versi menjadi ayah Eros dan di versi lain menjadi kakeknya. Kebenarannya tentu bergantung pada buku mana yang kita baca.
Terlahir sebagai dewa, Eros memiliki ‘pusaka’ pegangannya yaitu busur dan tabung berisi dua anak panah.
Satu anak panah emas yang akan membuat orang jatuh cinta dan satu anak panah timah yang akan menimbulkan kebencian. Dengan busurnya itu, Eros akan menembakkan anak panah ke hati semua makhluk yang dikehendakinya, mulai dari para dewa, titan, demigod, nymph, hingga manusia.
Sering kali Eros hanya melakukan hal itu untuk bersenang-senang, namun terkadang ia juga menerima permintaan dari orang.
- Dalam satu cerita dari mitologi Yunani yang kemudian diceritakan kembali oleh penulis Romawi, Cupid alias Eros menembakkan panah emas ke Apollo, membuatnya jatuh cinta dengan seorang nymph bernama Daphne. Tetapi kemudian Cupid meluncurkan panah timah ke Daphne, sehingga ia menolak cinta Apollo.
- Dalam sebuah alegori lain, ibu Cupid yaitu Venus atau Aphrodite, merasa sangat cemburu pada Psyche, seorang putri kerajaan yang memiliki kecantikannya luar biasa. Ia menyuruh Cupid untuk membuat Psyche jatuh cinta dengan monster. Namun yang terjadi justru Cupid terpikat pada kecantikan Psyche. Cupid akhirnya menikahinya dengan syarat Psyche tidak boleh melihat wajahnya. Psyche pun setuju, hingga suatu hari rasa penasaran mengalahkan dirinya. Ia mencuri pandang ke wajah Cupid, menyebabkan sang dewa cinta melarikan diri dengan marah. Setelah menjelajahi dunia, pada akhirnya Cupid dan Psyche bersatu kembali dan menjadi pasangan abadi.
- Dalam sebuah puisi di periode Archaic, Cupid direpresentasikan sebagai makhluk abadi. Namun pada periode Helenistik, ia semakin digambarkan sebagai anak yang suka bermain-main dan nakal.
Karena hubungannya dengan cinta, orang-orang Victoria abad ke-19 mulai menggambarkan versi Cupid yang bertahan hingga saat ini pada kartu Hari Valentine.(OL-5)