25 January 2023, 19:56 WIB

Kurangi Emisi, Kemenperin Bertahap Lakukan Pengurangan Kandungan HFC


Fetry Wuryasti |

RATIFIKASI Amendemen Kigali bertujuan untuk mengatur pengurangan produksi produk yang mengandung Hidroflorokarbon (HFC), yang merupakan gas rumah kaca dengan potensi pemanasan global yang jauh lebih besar daripada karbon dioksida. Artinya pengendalian konsumsi HFC akan turut mengurangi potensi pemanasan global.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasamitra mengatakan sejak Amandemen Kigali ini disahkan melalui Perpres No 129 tahun 2022 dan telah diterima oleh PBB pada tanggal 14 Desember 2022, Kementerian Perindustrian telah melakukan upaya pengurangan secara bertahap terhadap HFC setelah pengesahan tersebut.

"Tentunya, kami juga terus berkoordinasi dan terlibat secara aktif dengan KLHK selaku national focal point untuk membahas peraturan teknis turunannya," kata Agus saat dihubungi, Rabu (25/1).

Baca juga: Rektor Untar : Keberadaan Humas Garda Terdepan Kampus

Saat ini jelas Agus, mekanisme pengendalian dan pengawasan serta peratuan teknis lainnya masih disusun.

"Selain itu kami di Kemenperin menyiapkan indutri terkait untuk dapat compliance/memenuhi kepatuhan dengan kebijakan tersebut. Oleh akrena itu kami memacu agar sektor industri ke depan dapat menyiapkan teknologi peralihan, serta bahan alternatif pengganti HFC," kata Agus.

HFC sendiri digunakan dalam berbagai macam sistem pendingin, mulai dari lemari es dan freezer hingga unit AC otomotif, juga untuk bahan peniup dalam produksi busa polimer, pelarut dalam produk pembersih untuk plastik dan logam dan etsa plasma untuk teknologi semikonduktor, dan sebagai propelan dalam inhaler dosis terukur yang diresepkan untuk pengobatan asma. (H-3)

BERITA TERKAIT