BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan strategi pencegahan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Mengingat, prediksi pada tahun ini, curah hujan akan menurun dan kondisi lebih kering dibandingkan 3 tahun terakhir.
"Pada 2023, diprediksi cuaca kemaraunya lebih tinggi dibanding tahun 2022, 2021 dan 2020. BNPB siapkan langkah pencegahan, agar karhutla dapat dikendalikan," ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangannya, Sabtu (21/1).
Saat menghadiri Rapat Koordinasi Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2023 di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Suharyanto mengatakan potensi karhutla semakin tinggi. Sebab, kondisi lahan akan ikut kering jika curah hujan menurun.
Baca juga: BMKG Ingatkan Potensi Karhutla di Sejumlah Wilayah
Adapun berbagai langkah yang dimaksud, yaitu berkoordinasi dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Serta, menyiapkan operasi darat dan udara, berikut melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
"Rencananya, kita menyiagakan lebih banyak helikopter, yakni sebanyak 49 unit. Jika masih kurang, BNPB akan berupaya memenuhi kebutuhan. Helikopter untuk patroli dan water bombing, kemudian melakukan teknologi modifikasi cuaca," imbuhnya.
Baca juga: KLHK: Luas Karhutla 2022 Turun 35,84%
Suharyanto pun mengimbau pemerintah daerah agar menetapkan status kedaruratan, karena BNPB belum bisa memberikan dukungan jika belum ada status tersebut.
"Dana BNPB bisa mendukung masuk ke daerah, syaratnya jika sudah ada status siaga darurat atau tanggap darurat," pungkas Suharyanto.
Upaya penanganan karhutla pada 2022 dikatakannya cukup berhasil. Diketahui, lahan yang terbakar pun menurun dibandingkan periode 2021. Pada 2022, BNPB menurunkan 55 unit helikopter water bombing dan 33 unit untuk patroli.(Ant/OL-11)