03 January 2023, 13:00 WIB

ITS Ikut dalam Pengembangan dan Uji Roket Buatan Indonesia


Faustinus Nua |

INSTITUT Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ikut dalam pengembangan serta uji statis roket buatan anak bangsa bernama R-Han 450 dan uji terbang RX200-TC.

Uji statis dan uji terbang digelar di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (BUTPAAG-LAPAN), Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Pengujian roket pertahanan dan eksperimental ini untuk mengetahui kapasitas beberapa bagian roket yang sudah dikembangkan sebelumnya. Pengujian juga dilaksanakan bersama dengan tim gabungan Puslitbang Alpahan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)

Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, PT Dahana, Pusat Riset Teknologi Roket Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA).

Wakil Ketua Pusat Penelitian Internet of Thing dan Teknologi Pertahanan (IoTTP) Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS Widyastuti mengungkapkan pengujian statis R-Han 450 pada Oktober 2022 berfokus pada bagian tabung dan nosel roket.

Pada pengujian ini, roket dikunci statis, sedangkan propelan di dalam bagian tabung roket dibakar dan diberlakukan kondisi operasi.

“Dari pengujian tersebut, secara bersamaan perilaku tabung dan nosel diamati,” ujar Widya dalam keterangannya, Selasa (3/1).

Baca juga: Mahasiswa Arsitektur UNS Desain Masjid Berbahan Utama Bambu

Dia mengatakan pengujian itu untuk mengetahui kesesuaian konstruksi, kemampuan kerja, waktu pembakaran, gaya dorong, nilai tekanan, dan kapasitas lainnya dari roket R-Han 450 terbaru. Pada hari berikutnya, kegiatan dilanjutkan dengan peluncuran RX200-TC.

"Namun, karena kendala pada detektor yang digunakan, uji terbang dari roket eksperimental tersebut harus ditunda. Tes peluncuran kembali dilakukan di Pantai Karang Papak, Garut pada 21 Desember 2022," imbuhnya.

Widya menyebut bahwa ada dua tim ITS yang terlibat dalam pengembangan program tersebut. Tim pertama, ialah Riset Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) yang diketuai dirinya sendiri.

Tim berfokus pada pengembangan material tipnosecone R-Han 450 dengan berbahan Thermal Barrier Coating (TBC) yang tidak mengganggu telemetri. Pengembangan itu didanai oleh BRIN dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Tim kedua dari ITS terdiri atas Hamzah Fansuri dan Alief Wikarta. Tim tersebut bertanggung jawab pada program Riset Produktif Invitasi LPDP mengenai penelitian Extruded Double Base (EDB) Folding Fin Aerial Rocket (FFAR) 70.

Fokus utama dari tim ini ialah pengembangan propelan atau bahan pendorong dari roket FFAR-70 yang nantinya akan dilakukan pengujian pada tahun ketiga penelitian.

Tim tersebut ikut serta dalam melihat uji statis R-Han 450 dan uji terbang RX200-TC. Hal itu bertujuan mengobservasi proses uji statis dan uji terbang guna persiapan EDB FFAR-70.

“Jadi, salah satu tujuannya ini untuk memberikan gambaran kepada peneliti saat pengujian statik dan dinamik yang nantinya diterapkan pada FFAR-70,” kata dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS tersebut.

Widya berharap ke depan produk-produk inovasi yang telah diteliti dan dikembangkan ITS dapat diaplikasikan pada produk pertahanan keamanan (hankam) sesungguhnya. “Semoga dari produk tipescone R-Han 450 yang telah dibuat dan FFAR-70 yang sedang dilakukan penelitian dapat berguna untuk sistem pertahanan Indonesia,” tandasnya.(Van/OL-09)

BERITA TERKAIT