KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan (KLHK) melakukan peresmian Kantor FOLU Operation and Collaboration Center (FOLU COLL) di Gedung Manggala Wanabakti, Ruang FOLU pada Jumat (30/12).
FOLU COLL ini dibuat dalam rangka mendukung percepatan pencapaian target penurunan emisi GRK di sektor kehutanan dan penggunaan lahanlain.
“FOLU COLL akan menjadi pusat komando terhadap kegiatan operasional FOLU dan menjadi sarana komunikasi,koordinasi dan kolaborasi antara pusat dan daerah untuk memastikan target-target operasional FOLU dapat tercapai," kata Menteri LHK Siti Nurbaya.
"Ke depannya akan dibangun sistem kerja berbasis elektronik sehingga semua kegiatan elemenelemen FOLU dapat diukur sebagai eviden secara cepat dan akuntabel,” ungkap Menteri Siti.
Baca juga: Refleksi Akhir Tahun, Kementerian LHK Torehkan Sejumlah Pencapaian
Diketahui Indonesia telahmeningkatkan target penurunan emisi GRK dari 29%menjadi 31,89% dengan usaha sendiri dan 41% pada NDC menjadi 43,20% dengan dukungan internasional dimana hal tersebut tertuang dalam dokumen Enhanced NDC.
Dalam rangka pencapaian target tersebut, sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (Forestry and Other Land Use/FOLU), memberikan kontribusi hampir 60% dari total target pengurangan emisi.
“Dengan adanya kantor ini dan diresmikannya ini, maka kita membuktikan bahwa sebetulnya kita bisa well equip, kepada diri kita sendiri, pada kementerian ini, pada tugas-tugas yang harus di selesaikan pada visinya bapak presiden, dan menunjukan kepada publik bahwa kita serius bekerja bersama-sama, dan kita bisa melakukan kolaborasi,” ujar menteri Siti.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Planologi Tata Lingkungan, RuandhaAgung juga melakukan penyerahan Buku Manual FOLU.
Buku Manual FOLU meruapkan Buku Manual yang berbasis teoritik yang kuat berdasarkan keilmuan dan dari pengalaman empirik berdasarkan praktek lapangan disusun dalam rangka efektifitas kerja Rencana Operasional Sektor Forestry and Other Land Use (FOLU).
“Manual FOLU merupakan prinsip kerja yang mengkombinasikan antara teori dan praktek sehingga dapat diimplementasikan. Manual ini dapat dijadikan sebagai bahan scientific untuk pedoman kerja dan rujukan keilmuan yang dapat dipakai oleh publik terutama praktisi dan akademisi, dan dapat juga sebagai material bagi pengembangan ilmu kedepan,” Pungkas Ruandha.(RO/OL-09)