VIDEO pendek berjudul Harmonisasi Kota Mentok terpilih menjadi juara satu lomba video pendek bertema Toleransi dan Persaudaraan Manusia:yang digelar oleh Majelis Hukama Muslimin (MHM) cabang Indonesia. Video dokumenter karya Rian Apriansyah ini berkisah tentang kerukunan umat beragama di Kora Mentok, Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung.
Harmoni umat di sana tidak terlepas dari keberadaan Klenteng Kong Fuk Miau dan Masjid Jami’. Kedua bangunan ini dibangun bersebelahan dan menjadi simbol keberagaman serta toleransi umat beragama di sana, sejak zaman dulu. Hingga saat ini, tidak ada konflik antar agama di antara mereka. Orang Tionghoa dan masyarakat muslim hidup rukun. Mereka bisa saling berinteraksi di pasar, berbagi cerita di warung kopi, hingga berbagi tempat (klenteng dan masjid) pelaksanaan suatu acara.
Hal itulah yang menjadikan dewan juri beranggotakan Lukman Hakim Saifuddin (Menag 2014 – 2019), Ahsan Andrian (praktisi dan akademisi perfilman), dan TGB Zainul Majdi (anggota Komite Eksekutif MHM) memberikan nilai tinggi terhadap video tersebut sehingga meraih juara pertama.
baca juga: Majelis Hukama Gelar Sidang Reguler Bahas Isu Global di Bahrain
Menempati juara dua adalah video pendek berjudul Transisi. Video karya Fadrizki Pratama ini berlatar kehidupan masyarakat Kota Bekasi. Video tersebut bekisah tentang proses pengurusan izin mendirikan rumah ibadah. Tidak jarang, proses ini bisa menimbulkan konflik antar umat. "Video ini mencoba menonjolkan sisi lain dari cara berkomunikasi tokoh agama dan juga kesadaran hidup antar umat di lokasi tersebut sehingga penyebab terjadinya konflik bisa dihindari," ujar TGB Zainul Majdi, salah satu dewan juri, Jumat (30/12).
"Video berjudul Transisi ini cukup menginspirasi tentang pentingnya toleransi," sambungnya.
Sementara untuk juara tiga adalah video pendek berjudul Petarung Sejati. Video karya Nur Hasanah Rahmawati ini menceritakan final pertandingan futsal antara Tim Masemba (muslim) melawan Tim Santo Markus (Kristiani). Pertandingan itu digelar hari Minggu, dan tim Santo Markus datang terlambat karena merea harus mengikuti Kebaktian Minggu di gereja.
Meski bisa menang WO, Masemba memilih bertanding. Bagi mereka, kemenangan bukan tujuan jika harus meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan. Pertandingan tetap berlangsung demi menghormati hak-hak beribadah saudara mereka yang beda keyakinan. Jika kalah, setidaknya mereka sudah menunjukkan jiwa sportifitas. Jika menang, merekalah petarung sejati. Kemenangan mereka didapat melalui keringat di atas lapangan, bukan karena aturan yang tak menguntungkan tim lawan.
TGB menambahkan, MHM selama ini konsern dalam upaya mempromosikan nilai-nilai toleransi, koeksistensi, dan persaudaraan manusia. Hal itu dilakukan melalui beberapa pendekatan. Pertama, penerjemahan dan penerbitan buku-buku bertema toleransi dan persaudaraan manusia. Kedua, menggelar dialog antar tokoh agama. Ketiga, mendiseminasikan opini terkait toleransi dan persaudaraan manusia. Keempat, menggelar lomba untuk mengikutsertakan publik dalam kampanye toleransi dan persaudaraan manusia.
“Kami terus berupaya mengkampanyekan penguatan toleransi dan persaudaraan manusia. Kami berharap upaya ini berkontribusi dalam merawat harmoni di Indonesia, terlebih menjelang masuknya tahun politik," harap TGB.
Ia menambahkan upaya ini sekaligus untuk mengenalkan kerukunan Indonesia ke dunia luar. "Video pemenang lomba ini akan kami terjemahkan dalam bahasa Arab dan Inggris agar bisa dinikmati juga oleh masyarakat asing, terutama jaringan Majelis Hukama Muslimin," lanjutnya.
Majelis Hukama Muslimin adalah lembaga internasional berbadan hukum yang berpusat di Abu Dhabi. MHM didirikan oleh sejumlah ulama dan cendekiawan muslim dari berbagai negara. Saat ini, MHM dipimpin oleh Grand Syekh Al-Azhar, Prof Dr Ahmed Al Tayeb, dan beranggotakan para tokoh dan ulama dari berbagai negara. Salah satunya yang masuk sebagai pendiri dan angota MHM adalah Prof Quraish Shihab. Semantara TGB M Zainul Majdi tercatat Sebagai anggota komite eksekutif di Kesekjenan MHM.
Di Indonesia, kantor cabang MHM mulai beroperasi pada September 2021. Sampai saat ini masih bersifat kantor virtual yang diresmikan 15 Desember 2021. MHM Indonesia membuka pendaftaran lomba video pendek bertema Toleransi dan Persaudaraan Manusia mulai 17 Oktober hingga 30 November 2022. Total ada 78 pendaftar dan hasil pemenang diumumkan hari ini, Jumat (30/12) di Jakarta. (N-1)
Berikut daftar pemenang Lomba Video Pendek Toleransi dan Persaudaraan Manusia:
1. Rian Apriansyah: Harmonisasi Kota Mentok (Juara I, hadiah: Rp20.000.000)
2. Fadrizki Pratama: Transisi (Juara II, hadiah: Rp17.500.000)
3. Nur Hasanah Rahmawati: Petarung Sejati (Juara III, hadiah: Rp15.000.000)
4. Wildan Nuryasin Hayat: Toleransi (Harapan I, hadiah: Rp10.000.000)
5. Raihan Haidar: Toleransi Antar Kopi dan Teh (Harapan II, hadiah: Rp7.500.000)
6. Andres Muhardi: Atap Surga (Harapan III, hadiah: Rp5.000.000)
7. Ahmad Nipari Darwis: Harmoni di Pulau Seribu Masjid (Harapan III, hadiah: Rp5.000.000)