KETUA Lentera Anak Lisda Sundari menilai larangan penjualan rokok per batang atau ketengan sangat dibutuhkan. Pasalnya, prevalensi merokok pada anak usia 10-18 tahun meningkat dalam 10 tahun terakhir.
Berdasarkan data dari Riskesdas per 2018, peningkatan konsumen rokok remaja meningkat dari 7,2% pada 2013, kemudian menjadi 9,1% pada 2018.
"Larangan penjualan rokok ketengan akan menjauhkan akses anak terhadap rokok. Selama ini dengan diperbolehkannya penjualan rokok batangan, anak mudah mengakses rokok karena harganya murah," jelasnya, Rabu (28/12).
Baca juga: Jokowi Akan Larang Pedagang Jual Rokok Eceran
Diketahui, terdapat tujuh pokok materi muatan dalam rancangan aturan pemerintah soal zat adiktif tembakau. Seperti, penambahan luas persentase gambar dan tulisan peringatan kesehatan pada kemasan produk tembakau.
"Ketentuan rokok elektronik, pelarangan iklan, promosi dan sponsorship produk tembakau di media informasi. Serta, pelarangan penjualan rokok batangan," imbuh Lisda.
Baca juga: Wapres Ungkap Larangan Rokok Batangan untuk Cegah Pembeli Anak
Berikut, perlunya pengawasan iklan, promosi, sponsorship produk tembakau di media penyiaran, serta media dalam dan luar ruang. Tidak kalah penting, penerapan kawasan tanpa rokok (KTR).
"Kami sangat mendukung revisi Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012, yang sudah diamanahkan dalam Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 2022," pungkasnya.
"Lentera Anak juga mendorong Kementerian Kesehatan untuk berperan aktif mengawal proses revisi aturan tersebut pada 2023," tutup Lisda.(OL-11)