MENTERI BUMN Erick Thohir menyambut baik rencana penghentian operasional rumah sakit darurat covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran.
Kehadiran RSDC Wisma Atlet Kemayoran saat awal pandemi adalah bukti konkret keseriusan pemerintah dalam melindungi rakyat.
Ia mengatakan Wisma Atlet Kemayoran mempunyai andil besar dalam keberhasilan penanganan pandemi.
"Kita tentu ingat, saat awal pandemi, seluruh pihak, dari TNI, Polri, kementerian lain, BUMN, tenaga kesehatan, hingga swasta, bahu-membahu mendirikan RS khusus untuk penanganan Covid-19," ujar Erick lewat pernyataannya yang diterima, Minggu (25/12).
Dia menyebut sejumlah BUMN saling bekerja sama untuk salurkan alat kesehatan dan pelayanan di Wisma Atlet.
Erick kala itu mengerahkan BUMN bergerak cepat membantu pendirian RS Wisma Atlet Kemayoran. Erick menyebut BUMN konstruksi seperti PT Waskita Karya, Adhi Karya, PP, dan Wijaya Karya saling bekerja sama untuk melakukan pengerjaan dan perbaikan fisik bangunan untuk menjadi tempat isolasi yang representatif.
"Holding BUMN RS yang baru terbentuk, Indonesia Healthcare Corporation (IHC), langsung bekerja sama dengan TNI untuk menyediakan tenaga kesehatan. Lalu ada Hotel Indonesia Natour (HIN) yang mengelola manajemen dan pelayanan di Wisma Atlet," ucap Erick.
Terpisah, mantan Koordinator RSDC Wisma Atlet Mayor Jenderal TNI (purn) Tugas Ratmono mengatakan kehadiran Wisma Atlet Kemayoran tak lepas dari dukungan Kementerian BUMN yang dipimpin Erick Thohir, terutama penyaluran alat kesehatan dan obat-obatan.
"Jadi kalau kita lihat dari awal bagaimana membangun RSDC Wisma Atlet, bantuan alat kesehatan seperti tempat tidur dan juga obat-obatan berasal dari Kementerian BUMN," ujar Ratmono.
Ia menambahkan, kehadiran Wisma Atlet tak lepas dari Kementerian dan Lembaga lainnya seperti Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan TNI/Polri.
"Pembangunan fisik itu disiapkan oleh Kementerian PUPR. Kemudian sistem pelayanan itu antara Kemenkes dan Kesehatan TNI/Polri," ujar Ratmono.
Ia mengungkapkan, kementerian dan lembaga terkait memiliki peran luar biasa dalam pembangunan awal Wisma Atlet COVID-19.
"Ada peran kolaboratif yang luar biasa antara Kementerian BUMN, PUPR, BNPB dan Kementerian Kesehatan secara integratif bersama Kesehatan TNI dan Polri. Itu yang terjadi saat itu sampai beberapa kurun waktu masih berjalan terus. Setelah itu, baru mulai alur untuk obat dikendalikan oleh Kementerian Kesehatan dan lainnya dikendalikan oleh BNPB," pungkas Ratmono. (Ant/OL-8)