SAAT ini Indonesia sangat membutuhkan dokter spesialis untuk menangan berbagai penyakit yang paling banyak memakan korban jiwa.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mencontohkan dari 50 ribu anak yang lahir dengan congenital heart disease 20 ribu di antaranya harus dioperasi dalam satu tahun dan hanya 6 ribu yang bisa ditangani karena masih kurangnya dokter spesialis Bedah, Toraks, Kardiak dan Vaskular pada anak.
Baca juga: Gus Muhaimin : Perempuan Inovatif mampu Kuatkan Daya Tahan Pangan
"Ini menunjukkan rumah sakit kita harus ditata. Kita kekurangan dokter dan dokter spesialis," kata Budi dalam Pertemuan Pencanangan dan Sosialisasi Tenaga Cadangan Kesehatan, Rabu (21/12).
Saat ini rasio kebutuhan dokter di Indonesia yakni 1:1.000 bahkan di negara maju seperti Singapura sedang mengejar rasio 4:1.000. Saat ini Indonesia memiliki 140 ribu dokter aktif dari target WHO yakni 270 ribu dokter aktif.
"Target kita 270 ribu dokter yang ada jarak 15 tahun untuk mengejar target tersebut dengan produksi dokter hanya 12 ribu dalam setahun," ungkapnya.
Menurutnya masalah utama sebaran dokter Indonesia bukan distribusi melainkan kekurangan dokter aktif.
Selain pemenuhan dokter, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan semua rumah sakit di kabupaten/kota diharapkan ke depannya bisa memiliki cathlab dan melakukan tindakan pemasangan ring, semua rumah sakit provinsi bisa melakukan operasi otak dan jantung terbuka, dan sebagainya.
Sekaligus penyakit-penyakit yang paling memakan banyak korban harus disediakan banyak dokter spesialis untuk menangani. (OL-6)