20 December 2022, 17:17 WIB

Pemerintah Perlu Realisasikan Ekonomi Inklusif dan Setara


Dinda Shabrina |

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2020, ada 22,5 juta penduduk penyandang disabilitas di Indonesia. Sebanyak 22 persen diantaranya berada di usia yang produktif. Hal itu semestinya menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan pemberdayaan kepada kelompok disabilitas agar dapat mandiri dan berdaya saing.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan pemerintah Indonesia perlu mendukung aspek ekonomi inklusif dan setara. Dukungan itu ditunjukkan dengan pendirian Koperasi Pemasaran Tangguh Berdikari Indonesia untuk memfasilitasi para penyandang disabilitas untuk berwirausaha.

Teten menyadari ada banyak tantangan yang harus dihadapi para penyandang disabilitas untuk menerapkan strategi usaha agar mereka dapat berdaya secara ekonomi, bergerak dan berkembang secara berkelanjutan. Karena itu, melalui koperasi tersebut, Teten mengatakan pelaku usaha disabilitas juga telah mendapatkan perlindungan dan asupan modal serta payung hukum dalam menjalani usahanya.

“Kemenkop UKM juga telah mengesahkan lembaga incubator wirausaha disabilitas Indonesia. Dengan berdirinya koperasi dan lembaga incubator ini, kami menargetkan tahun depan dapat terdiri 50 perusahaan atau wirausaha baru dari penyandang disabiltias yang bisa kompetitif dan suistanable dalam menjalankan usahanya,” ujar Teten dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional bersama Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Maju Indonesia (OASE-KIM) di Jakarta, Selasa (20/12).

“Saya tahu, angka (50) itu cukup ambisius tetapi kita yakin kita bisa jalankan dengan Kemendikbud Ristek dalam merevitalisasi fungsi Sekolah Luar Biasa (SLB). Harapannya SLB ke depan dapat menjadi inkubator para siswa SLB. Diharapkan keterampilan yang dimiliki siswa tersebut menjadi modal dasar mereka untuk membangun jiwa kewirausahaannya,” tambahnya.

Teten juga menyampaikan jika geliat bisnis para penyandang disabilitas ini telah terintegerasi dengan koperasi, pemerintah akan mengusahakan untuk juga mengintegerasikan ke pihak perbankan, baik itu perbankan swasta maupun negeri. “Ini demi menciptakan ekosistem yang utuh. Sehingga ekonomi inklusif itu dapat terwujud. Kerja dan penghidupan yang layak bagi kaum disabilitas harus kita perjuangkan,” tutur dia.

Di kesempatan lain, Menteri Sosial Tri Rismaharini turut memperingati Hari Disabilitas Internasional dan Hari Kesetiakawanan di Bali. Dia momen itu, Risma meminta agar semua masyarakat bergotong royong menghapus diskriminasi, terutama kepada kelompok disabilitas.

Dia menyayangkan sampai detik ini bullying, penghinaan bahkan pemasungan masih terus terjadi kepada para penyandang disabilitas di berbagai daerah. “Bahkan korban pemasungan itu ada sampai yang meninggal karena kelaparan. Miris sekali. Saya berharap hal itu tidak terjadi lagi di negeri ini,” ucap Risma.

“Mari kita bangkitkan rasa kesetiakawanan dan kegotongroyongan kita dan kepedulian kita terhadap makhluk sesama kita makhluk ciptaan tuhan yang diberikan hak yang sama. Setiap manusia diberi kelebihan dan kekurangan. Saya minta tolong tidak ada lagi saudara kita yang dibully, diremehkan karena kondisinya mereka,” tandasnya. (H-1)

BERITA TERKAIT