EDUKASI bertajuk 'Mitos dan Fakta pada Anak' disampaikan tim manajemen Siloam Hospitals Semarang. Tujuan edukasi agar para orangtua pun calon ibu hamil lebih erat guna memenuhi tumbuh kembang anak sekaligus mengantisipasi sejumlah hal yang tidak diinginkan.
Melalui edukasi live Instagram, yang diikuti puluhan pasangan/orang tua, dokter spesialis anak dari Siloam Hospitals Semarang, dr. Puni Oktisari Sp.A., mengatakan, konsultasi secara berkelanjutan kepada dokter spesialis anak guna persiapan kehamilan dan proses kelahiran pertama merupakan hal penting bagi calon ibu.
"Konsultasi secara teratur membantu ibu hamil agar tetap fokus dalam menjalani masa kehamilan dan persiapan lahir. Banyak hal yang harus disiapkan calon ibu dan atau para orang tua," kata dr.Puni dalam keterangan pers, Rabu (23/11)
"Misalnya, keadaan lingkungan sekitar, seputar Air Susu Ibu (ASI) hingga kebutuhan nutrisi yang disampaikan disaat konsultasi," ucapnya
Pada edukasinya, dr.Puni pun mengingatkan agar nilai kemandirian pada tumbuh kembang anak harus diterapkan secara bertahap.
"Hanya saja dalam prakteknya, pengawasan secara ekstra perlu dilengkapi, karena balita masih sangat bergantung terhadap orangtuanya", imbuh dr.Puni.
Baca juga: Edukasi Soal ASI Peting Bagi Orangtua
Adapun asupan tambahan suplemen dengan rekomendasi dokter spesialis anak boleh saja diberikan. "Namun prinsip pemberian ASI asupan nutrisi yang seimbang dan empat sehat lima sempurna tidak dapat dikurangi dan akan selalu menjadi prioritas," jelasnya.
ASI dan seputar mitos pada bayi
Air Susu Ibu atau ASI merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat. ASI diproduksi karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi.
"ASI pertama yang keluar disebut kolostrum atau jolong dan mengandung banyak immunoglobulin IgA yang baik untuk pertahanan tubuh bayi melawan penyakit," tutur dr.Puni.
"Menyusui bayi dari ibunya sendiri adalah cara yang paling umum untuk memperoleh ASI, tetapi ASI dapat dipompa dan kemudian disusui dengan botol bayi, cangkir atau sendok, sistem tetes suplementasi, atau selang nasogastrik," jelasnya.
Dokter Puni mengatakan, pemberian ASI secara langsung kepada bayi merupakan hal terbaik meskipun pemberian ASI secara tidak langsung dapat dilakukan.
"Hanya saja ketika ASI disimpan, para ibu harus mengetahui caranya, melalui panduan yang akan disampaikan ketika melakukan konsultasi bersama dokter", tutur Puni yang juga seorang konselor laktasi ini.
Pada edukasi sesi tanya jawab, dijelaskan pula bahwa bawang merah dapat mengobati batuk pilek anak sebenarnya adalah mitos, karena batuk pilek pada anak bisa disebabkan alergi dan infeksi.
"Ini adalah mitos bahwa bawang merah dapat menghilangkan flu pilek pada anak. Tak ada satupun kandungan di bawang merah dapat menyembuhkan flu, memberikan bawang hanya membantu memberi kehangatan dan kenyamanan sementara pada anak. Dan Fakta yang benar bahwa batuk pilek pada bayi atau anak, yang tidak diobati segera, dapat beresiko Pneumonia," ungkap dr.Puni.
Adapun alat bantu berjalan ketika masa tumbuh bayi atau batita, menuju proses berdiri dan berjalan melalui alat 'babywalker' tidak disarankan dr.Puni.
"Karena alat bantu tersebut banyak mengandung iesiko kesehatan dan tidak sesuai kebutuhan tumbuh kembang proses berjalan sang anak," katanya.
"Interaksi tumbuh kembang anak jauh lebih baik jika orang tua yang langsung mengawalnya termasuk mengalihkan bayi dan anak dari alat elektronik atau gadget", pungkas dr. Puni dari Siloam Hospital Semarang. (RO/OL-09)