17 November 2022, 23:05 WIB

Siapkan SDM Unggul Abad 21, SMAN 1 Lembang Terapkan Inovasi Pembelajaran Tematik Terintegratif Kolaboratif


Bayu Anggoro |

LANGKAH besar disiapkan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1
Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, melalui inovasi pembelajaran  Tematik-Terintergratif- Kolaboratif. Tak hanya mendorong siswa agar memiliki kemampuan abad-21, inovasi pembelajaran tematik terintegrasi kolaborasi yang dikembangkan SMAN 1 Lembang juga mampu menjadi solusi pembelajaran di tengah pandemi covid-19.

Inovasi pembelajaran Tematik-Integratif-Kolaboratif sebagai implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dan Sekolah Penggerak, juga menjadi langkah nyata SMAN 1 Lembang dalam menggali kemampuan para siswa dan meningkatkan kompetensi serta karakter di tengah tantangan perubahan zaman. Terlebih inovasi tersebut memang mengajak para siswa mampu berpikir kritis, kreatif mampu memecahkan masalah serta diasah
kepekaannya terhadap permasalahan di sekitar lingkungannya.

Melalui inovasi tersebut SMA Negeri I Lembang yang berada dalam binaan
Cabang Dinas Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VI Jawa Barat, sukses
meramu dan mengintegrasikan seluruh mata pelajaran yang ada menjadi 5
(lima) kelompok kolaborasi secara terintegrasi. Lima kelompok kolaborasi tersebut yakni Kolaborasi IPA yang terdiri dari mata pelajaran Fisika, Kimia dan Biologi.

Kemudian Kolaborasi IPS mencakup mata pelajaran Sosiologi, Ekonomi,
Sejarah dan Geografi.

Ketiga Kolaborasi SEMULA yang merupakan gabungan pelajaran Seni Budaya, Muatan Lokal dan Olahraga, Kolaborasi PPBI. Kolaborasi dilakukan untuk mata pelajaran PPKN, Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Inggris.

Selanjutnya Kolaborasi Indomatik yang merupakan gabungan pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan Informatika.

Kepala SMA Negeri 1 Lembang, Suhendiana Noor mengungkapkan melalui inovasi yang dihadirkan, pihaknya mengajak para siswa untuk mengembangkan kompetensi, memperkuat karakter sekaligus bentuk fasilitasi bagi mereka yang berniat melanjutkan ke perguruan tinggi.

Karenanya, menurut Hendi, yang menjadi sasaran dalam inovasi tersebut yakni kompetensi sebagai upaya menyiapkan siswa memiliki kemampuan abad-21. Selain itu juga menguatkan karakteristik siswa yang
tentu mengarah pada profil pelajar Pancasila serta fasilitasi tes
perguruan tinggi.

"Lewat Inovasi juga diharapkan mampu mengakomodir dan memfasilitasi
keberagaman karakteristik dan kebutuhan siswa yang notabenenya memiliki
kecerdasan majemuk atau mutiple intelligence," ujarnya, Kamis (17/11).


Kelompok kolaborasi


Suhendiana memaparkan, terkait dengan berbagai hal tersebut, inovasi
pembelajaran Tematik-Integratif-Kolaboratif menitik beratkan dasar
pembelajarannya melalui pergeseran pekerjaan, kemampuan Abad-21, kerucut pengalaman Edgar Dale serta pengembangan SDGs Sustainable Development Goals atau tujuan pembangunan berkelanjutan.

Dia menjelaskan, di samping membagi mata pelajaran menjadi lima kolaborasi, desain pembelajaran dari inovasi tersebut juga membagi siswa dikelompokan menjadi enam kelompok kolaborasi.

Pengelompokan siswa didasarkan pada hasil analisis psikotes sehingga
satu kelompok heterogen mulai dari gaya belajar, kecendrungan minat
bakat, gender, serta tingkat kecerdasan.

"Tiap kolaborasi siswa tersebut kemudian mengusung beberapa tema. Mereka bebas memilih tema yang berhubungan dengan 17 tema tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals," ujarnya.

"Yang ingin kita bangun melalui inovasi ini adalah bagaimana kemudian
siswa berfokus pada pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Karenanya pola yang diterapkan melalui pendekatan Sains, Technologi,
Engineering, Matematic (STEM)," tambah Suhendiana.


Lembar kerja


Dalam penguatan inovasi pembelajaran, lanjutnya, SMAN 1 Lembangjuga membagi menjadi beberapa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). "LKPD 1 misalnya, siswa menganalisa masalah yang ada di sekitar lingkungan dan mengaitkannya dengan 17 tema tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs baik itu tema lingkungan, ekonomi, sosial dan lainnya. Kemudian siswa mengidentifikasi masalah, mencari  akar masalah dan menentukan satu akan masalah yang akan dicari solusinya hingga dapat dipersentasikan," imbuh Hendi.

Siswa juga dibimbing mencari solusi pemecahan masalah, mengeksplorasi berbagai sumber dalam mencari solusi, mencari berbagai ide gagasan yang akan jadi solusi, memilih salah satu gagasan untuk penyelesaian akar masalah dan mempresentasikannya.

Sementara penguatan melalui LKPD tiga, siswa mendesain ide gagasan yang telah ditentukan, kemudian ide gagasan dikembangkan menjadi produk, produknya diuji coba beberapa kali, sehingga mendapat produk yang terbaik, pembuatan infografis untuk bahan presentasi selanjutnya dipresentasikan dan direfleksi bersama.

Berbekal inovasi-inovasi tersebut menurut Hendi, saat ini telah banyak
tema, ide dan produk yang telah dihasilkan siswa-siswa SMA Negeri  1
Lembang.

"Alhamdulillah, di luar dugaan ternyata telah banyak lahir inovasi-inovasi dari peserta didik sebagai hasil dari tema-tema yang mereka pilih. Inilah yang membuat kami selaku pendidik juga merasa bangga," tambahnya.


Respon positif guru


Hendi pun mengaku bersyukur, karena sejak diterapkan, di samping telah
banyak ide yang lahir dari para siswa, inovasi pembelajaran
Tematik-Integratif-Kolaboratif juga mendapat respon positif dari
kalangan siswa maupun guru. Hasil analisis kuesioner pendapat siswa dan
guru  menurut Hendi tercatat sebanyak 89,41 % siswa dan 100% guru
menyatakan setuju dan sangat setuju pembelajaran tematik integratif
kolaboratif dapat meningkatan kemampuan abad-21.

Kemudian sebanyak 87,72 % siswa dan 100 % guru menyatakan setuju dan
sangat setuju pembelajaran tematik integratif kolaboratif dapat
meningkatan penguatan Profil Pelajar Pancasila.

"Kuisioner yang kami lakukan juga mencatat sebanyak 82,6% siswa dan 100% menyatakan setuju dan sangat setuju pembelajaran tematik integratif kolaboratif dapat meningkatan perilaku berkelanjutan. Selain itu, 77,4% dan 93,8% guru menyatakan setuju dan sangat setuju pembelajaran tematik integratif kolaboratif dapat memfasilitasi keberagaman siswa. Hasil lainnya 72,1% siswa dan 87,5% menyatakan setuju dan sangat setuju pembelajaran tematik integratif kolaboratif dapat memfasilitasi persiapan seleksi PTN. Ini tentu capaian yang kami rasa menjadi indikator keberhasilan inovasi yang kami hadirkan," imbuhnya.

Suhendiana juga mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih karena atas dukungan dan dorongan Dinas Pendidikan Jabar melalui Cabang Dinas
Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VI selama ini terus konsisten mendukung
setiap inovasi. Hal itu menjadi energi positif untuk terus melahirkan inovasi-inovasi lainnya demi mewujudkan Jabar Juara Lahir Batin. (N-2)

BERITA TERKAIT