PERSATUAN Guru Besar Indonesia (Pergubi) menilai bahwa kualitas perguruan tinggi (PT) di Indonesia masih rendah. Hal itu dapat dilihat dari tingkat akreditasi PT dan program studinya.
"Kami ingin menyoroti termasuk akreditasi, bayangkan akreditasi perguruan tinggi di Indonesia itu didominasi akreditasi C atau 'Baik' dibanding dengan perguruan tinggi yang 'Unggul' atau A. Dominasi akreditasi C atau 'Baik' ini indikasi kualitas perguruan tinggi masih rendah," ujar Sekjen Pergubi, Prof. Arief dalam RDPU dengan Komisi X DPR RI, Kamis (17/11).
Berdasarkan data yang dihimpun Pergubi, hanya 95 PT dengan akreditasi A, 809 PT akreditasi B dan 1.291 PT akreditasi C. Kemudian ada 4 PT terakreditasi 'Unggul', 50 PT dengan akreditasi 'Baik Sekali' dan 464 PT akreditasi 'Baik'.
Baca juga: Wakil Presiden Ajak Warga Menggali Potensi Pasar Halal Global
Untuk prodi, juga didominasi akreditasi B dan 'Baik'. Tercatat sebanyak 4.373 prodi terakreditasi A, 12.224 prodi dengan akreditasi B dan 5.167 prodi terakreditasi C. Sementara prodi 'Unggul' sebanyak 125, 'Baik Sekali' 62 dan 'Baik' mencapai 1.740 prodi.
"Yang sangat kita khawatirkan masih banyak, ribuan PT yang belum terakreditasi atau belum mengajukan akreditasi, termasuk prodinya. Kalau hal itu terjadi dia tidak bisa meluluskan mahasiswanya. Itu adalah masalah besar," imbuhnya.
Menurut, Prof. Arief hal tersebut merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan tinggi Indonesia. Memang tidak bisa secara serta merta memperbaiki kualitas pendidikan tinggi tersebut, mengingat begitu banyaknya PT yang tersebar di Tanah Air. Lantas, dibutuhkan kebijakan jangka panjang yang tepat sehingga perlu ada road map pendidikan.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf mengungkapkan bahwa kualitas PT memang menjadi salah satu permasalahan bersama. Begitu banyak perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia yang mendidik mahasiswa dengan kualitas yang belum sesuai harapan.
"PTS sekarang mendidik 72% dari jumlah mahasiswa di Indonesia, tetapi dari sisi kualitas kita pahami kondisi PTS juga belum tentu mencapai grade yang diharapkan. Bahkan lebih banyak PTS pada level C," ungkapnya.
Dede pun menyoroti keberpihakan pemerintah pada PTS yang notabene memiliki 72% dari total mahasiswa seluruh Indonesia itu. Menurutnya, anggaran untuk PT di Kemendikbud-Ristek, sekitar 96% didominasi PTN dan hanya sekitar 4% untuk PTS.
"Kita pahami anggaran di Kemendikbud untuk PTN saja kurang lebih sekitar 96%, sementara untuk PTS hanya 4%. Padahal dari jumlah PT, swasta mendominasi, antara 90%-an itu adalah swasta dan 10% negeri," tutupnya. (H-3)