09 November 2022, 22:36 WIB

Kemendikbudristek Ajak Anggota ASEAN Lestarikan Kearifan Lokal


Widhoroso |

DITENGAH perhelatan G 20 di Bali, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudritek) menyelenggarakan workshop "Natural Dyes of ASEAN Workshop" bersama negara-negara ASEAN, 7-11 November. Kegiatan ini dirasakan sangat penting, salah satunya sebagai jalan kebudayaan untuk hidup yang berkelanjutan. 

Saat menjamu degelasi ASEAN di Kuta Bali, Seketeris Direktorat Jenderal Kemendikbudristek Fitra Arda menjelaskan melalui kegiatan ini Kemendikbudristek mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk menjaga ekosistem budaya yang pastinya juga akan menjaga ekosistem lingkungan dan alam.

"Kita berkumpul di Bali dalam rangka memperkenalkan kearifan lokal kepada dunia, khususnya para peserta ASEAN. Selain itu meningkatkan kesadaran bahwa material dan kearifan lokal itu penting kita lestarikan, tujuannya kombinasi yang tepat untuk memupuk kreativitas dan menjaga lingkungan agar tetap lestari dalam hal seni dan budaya, terutama di bidang kebutuhan sandang (atau mode pakaian) yang ramah lingkungan," jelas Fitra dalam keterangan yang diterima, Rabu (9/11). 

Dijelaskan Fitra ada beberapa kegiatan yang dilakukan delegasi ASEAN seperti mengunjungi dan mengikuti kegiatan workshop serta memperkenalkan pengrajin di Indonesia kepada peserta. "Mereka akan belajar dan mengenal bagaimana pnggunaan pewarna alam dalam berbagai kerajinan tekstil. Dan sekarang mereka belajar tenun dan pewarnaan alami Indonesia dari Provinsi NTT," katanya. 

Kegiatan belajar dan mengenal pewarnaan alami Indonesia dari Provinsi NTT. Kegiatan dilaksanakan di rumah topeng, Gianyar, Bali, dan diikuti peserta dari seluruh negara ASEAN, dengan menghadirkan narasumber praktisi dan maestro tenun Mama Alfonsa dan tim dari Sanggar Lepo Lorun, Sikka, NTT. 

Menurutnya, kegiatan ini sangat diperlukan karena warisan budaya di negara-negara anggota ASEAN perlu didorong, dilestarikan, dikembangkan, dan dipromosikan lebih lanjut. "Dengan menggali kembali tradisi budaya pewarna alam dapat memberikan potensi untuk membudidayakan berbagai tanaman yang menjadi sumber pewarna, sehingga menghidupkan kembali rantai nilai dari pertanian, daya dukung alam, kerajinan serta industri pariwisata," paparnya. 

Natural Dyes of ASEAN Workshop dirasakan sebagai kegiatan yang penting sebagai jalan kebudayaan untuk hidup yang berkelanjutan. "Kita dapat meningkatkan saling pengertian dan kolaborasi antara negara-negara anggota ASEAN melalui pertukaran ide dan konsultasi, yang mengarah pada komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan program kerja sama, sebagaimana juga mengadopsi kehidupan yang berkelanjutan, khususnya dalam tekstil kerajinan tradisional dan kontemporer," jelasnya. (RO/OL-15) 

BERITA TERKAIT