MENJELANG penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali 15-16 November 2022 nanti salah satu misi yang dibawa Indonesia dari sisi kesehatan adalah memperkuat arsitektur kesehatan global menjadi deklarasi oleh para petinggi negara.
"Walau situasi geopolitik saat ini kompleks, semua menteri kesehatan negara G20 sepakat dengan hasil diskusi dari hasil HWG1-3 dan berkomitmen untuk memperkuat arsitektur kesehatan global," kata Juru Bicara KTT G20 sekaligus Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi kepada Media Indonesia, Minggu (6/11).
"Kesepakatan belum menjadi suatu kesepakatan deklarasi tetapi menjadi catatan pertemuan yang akan menjadi komitmen saja, tentunya upaya untuk mendorong kesepakatan ini menjadi bagian dari deklarasi masih akan terus dilakukan melalui diplomasi pada saat pertemuan G20 Joint Finance and Health Ministers' Meeting (JFHMM) dan juga saat pertemuan summit leader," jelasnya.
Sebelumnya terdapat 6 Aksi Kunci yang dihasilkan dalam pertemuan kedua para menteri kesehatan G20 yang dituangkan dalam dokumen teknis.
Aksi kunci tersebut telah diterima oleh setiap negara G20 dan berkomitmen untuk melaksanakannya. Hal ini menjadi bagian dari pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi di masa depan.
Aksi kunci pertama menghasilkan kesepakatan pembentukan dana kesiapsiagaan dan respon pandemi melalui Dana Perantara Keuangan (FIF).
"Kedua, Pasca evaluasi Access to COVID-19 Tools Accelerator (ACT-A) Initiative, negara-negara G20 bersepakat meneruskan dan memperkuat mekanisme ACT-A sebagai sebuah entitas formal untuk memperluas akses dan memobilisasi berbagai sumber daya dalam menghadapi Pandemi selanjutnya," katanya.
Ketiga, Presidensi G20 Indonesia membuka jalan untuk penguatan surveilens genomik sebagai bagian penting dari upaya pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon terhadap pandemi. Keempat terkait sertifikat perjalanan dalam bentuk digital, yang berisikan informasi terkait vaksin dan hasil tes yang dapat dikembangkan pemanfaatannya lebih luas lagi.
"Indonesia juga berkomitmen untuk mendorong digitalisasi dokumen pelaku perjalanan menjadi bagian dalam International Health Regulation (IHR) yang akan disampaikan saat World Health Assembly," jelasnya.
Aksi kunci kelima, dilakukan analisa kesenjangan dan pemetaan kondisi saat ini terkait jejaring pusat penelitian dan manufaktur untuk vaksin, Terapeutik dan Diagnostik yang selanjutnya akan diteruskan oleh Presidensi India.
Terakhir aksi kunci ke 6 capaian nyata dari pertemuan side event dengan call for action peningkatan pembiayaan untuk penanggulangan Tuberkulosis, komitmen untuk mengimplementasikan inisiatif One Health, serta meningkatkan kapasitas, deteksi, dan respon AMR. (H-2)