MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan ambisi Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan G20. Salah satunya ialah pertemuan menteri kesehatan yang membahas persiapan jika pandemi datang di kemudian hari.
"Kami ingin menggalang dana untuk persiapan dan pencegahan pandemi di masa depan. Kami telah berhasil melakukannya pada Juni-Juli lalu," ujar Budi dalam konferensi pers virtual, Kamis (27/10).
Pertemuan menteri kesehatan dari 20 negara tersebut juga ingin membangun mekanisme formal. Dalam hal ini, untuk memberikan akses dan tindakan medis darurat, yaitu terapi obat-obatan dan diagnostik yang merata.
Baca juga: KTT G20 Momentum Kebangkitan Pariwisata
Sehingga, semua negara tanpa memandang kondisi ekonomi, dapat memiliki akses ke tindakan medis darurat tersebut. Tujuan lainnya ialah membangun laboratorium genom sequence lokal sebagai peringatan dini, dengan mengukur patogen berupa virus, bakteri, atau parasit di satu negara.
Dengan begitu, otoritas terkait dapat dengan cepat mengenali pemahaman biologi dari strategi tersebut. "Kemudian, memutuskan alat diagnostik atau vaksin obat terhadap patogen ini. Sekaligus memiliki standar paspor kesehatan global yang dapat digunakan oleh orang-orang selama pandemi," pungkasnya.
Baca juga: 5 Target dalam Program Arsitektur Kesehatan Global G20, Ini Progresnya
"Mereka tetap dapat bergerak dengan paspor digital atau protokol standar global yang dipegang. Protokol standar global ini akan menggunakan banyak platform digital," imbuh Budi.
Target selanjutnya, yaitu mendistribusikan kembali kapasitas penelitian dan pengembangan secara global. Berikut, meningkatkan kapasitas produksi untuk penanggulangan medis darurat, seperti vaksin, terapi dan alat diagnostik di seluruh dunia.
"Hal ini berlaku tidak hanya di negara maju, tetapi juga di negara berkembang," tutur Budi.(OL-11)