23 September 2022, 11:30 WIB

Beradaptasi dengan Dunia Maya Demi Mendidik Generasi Alfa


Rosemery Sihombing |

PARA orang tua, terutama ibu (moms) yang memiliki anak generasi alfa diharapkan lebih terbuka terhadap pemikiran-pemikiran baru dan tidak berpatokan pada pola pikir lama. Selain itu kaum ibu juga harus mencoba beradaptasi dan membiasakan diri dengan dunia maya.

Pasalnya, generasi alfa yang lahir mulai 2010 cenderung melek teknologi (tech-savvy), mudah menyelesaikan masalah (self sufficient),
lebih suka sendiri (solitaire) serta kurang melakukan aktivitas fisik (high risk at sedentarism).

"Permasalahan yang paling sering ditemui pada anak-anak generasi alfa adalah sensory processing disorder, seperti kurang fokus, kecanduan gadget, dan kurang keterampilan sosial," ujar psikolog anak, Samanta Elsener M.Psi, pada acara peluncuran produk susu formula dan susu pertumbuhan premium terbaru Biostime dari Tempo Scan, di Jakarta, Selasa (20/9).

Baca juga: WHO Konfirmasi 7 Kasus Ebola di Uganda

Untuk itu, lanjutnya, penting bagi para ibu untuk mendampingi perkembangan mereka. Salah satu inovasi pembelajaran yang berkembang di era kemajuan teknologi dan digital saat ini adalah STEM (science, technology, engineering dan mathematics). Pembelajaran dengan pendekatan STEM diidentifikasikan sebagai pembelajaran yang menggabungkan empat disiplin ilmu, yaitu science, Technology, engineering dan mathematics.

Empat disiplin ilmu ini memfokuskan proses pembelajaran yang mengeksplorasi dua atau lebih bidang dengan melibatkan generasi alfa sebagai siswa aktif dalam konteks pemecahan masalah dalam dunia nyata. “Para ibu harus mencoba beradaptasi dan membiasakan diri dengan dunia maya. Selain pola asuh, juga diperlukan stimulasi yang tepat agar tumbuh kembang anak dapat optimal," imbuh Samanta. 

Psikolog kelahiran Yogyakarta, 28 Juni 1989 ini pun mengajak para orang tua harus hadir sepenuhnya mendampingi anak khususnya dalam perkembangan emosi mereka, berinteraksi positif dengan anak untuk menjaga bonding dengan mereka, serta perlu kreatif menciptakan inovasi dalam parenting. 

"Semakin baik melakukannya, semakin baik si kecil juga beradaptasi dengan teknologi, sehingga anak generasi alfa mampu beradaptasi menjadi advanced generation” ungkap Samanta.

Dalam acara yang sama hadir pula pakar nutrisi dr Diana Felicia Suganda M.Kes, Sp.GK. Menurut spesialis gizi klinik dari RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, itu, penerapan nutrisi tepat dan seimbang terhadap generasi alfa juga patut menjadi perhatian utama demi memenuhi perkembangan otak dan kebutuhan kognitif mereka yang hidup berdampingan dengan teknologi. 

"Perhatian pada sistem pencernaan anak sudah seharusnya menjadi hal yang fundamental. Pencernaan akan sehat jika kita mendukung kelengkapan nutrisinya dari sisi makronutrien maupun mikronutrien serta Prebiotik dalam jumlah yang cukup. Pencernaan yang sehat, menghasilkan daya tahan tubuh yang kuat," jelasnya. 

Nutrisi yang diperlukan untuk mendukung sisi kognitif anak, sambung Diana, antara lain terdapat pada cod liver oil ( minyak hati ikan kod), DHA, LA, ALA.

Sementara itu, Deputy Managing Director Brand Portfolio & Communication Health Care PT Tempo Scan Pacific, Tbk, Waty, mengatakan, kehadiran Biotisme sebagai dukungan terhadap Anak Indonesia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi generasi alfa yang selalu berdampingan dengan teknologi. Biostime dengan formula BioShield A+ merupakan formula lengkap yang terdiri dari Digestive A+, Immune A+ dan Smart A+. (H-3)

BERITA TERKAIT