22 September 2022, 19:33 WIB

Jejak Penyebaran Islam di Marunda


Adriani Miming |

BANYAK orang mengenal bangunan ibadah bersejarah itu dengan sebutan Masjid Al-Alam si Pitung. Padahal, tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan si Pitung yang dikenal sebagai pejuang Betawi saat menghadapi pendudukan Belanda di Batavia atau Jakarta.

Masjid Al-Alam yang terletak di Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, kini banyak dikunjungi orang sebagai salah satu tujuan wisata.

Pada 1975, Pemprov DKI Jakarta menetapkan masjid yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Tanah Jawa itu sebagai bangunan cagar budaya.

Lokasinya yang berada di daerah pesisir pantai Kota Jakarta Utara menjadikannya sangat khas. Bangunan utama masjid tak begitu luas, sekitar 12x12 meter persegi, ditambah dengan bangunan baru untuk tempat salat perempuan seluas sekitar 4x8 meter persegi.

Di sebelah timur masjid ada sebuah pendopo untuk peristirahatan para pengunjung. Tak jauh dari pendopo, terdapat sebuah sumur yang dipercaya memiliki tiga rasa, yaitu asin, manis, dan tawar. Sementara itu, sebelah selatan luaran gapura masjid terdapat beberapa rumah warga. Di utara masjid atau di belakang pendopo ialah laut dan hutan mangrove.

Seorang pengurus masjid Al-Alam Marunda, Kusnadi, 53, menceritakan yang membangun masjid itu ialah para aulia atau wali Allah, yakni orang yang sangat dekat dengan Allah.

"Menurut cerita dari orangtua kita, masjid ini dibangun dalam waktu semalam oleh para aulia. Pembuatan masjidnya itu tidak dilihat oleh manusia. Sorenya belum ada, paginya masjid Al-Alam ini sudah berdiri," tuturnya kepada Media Indonesia.

Para aulia atau orang yang diagungkan umat Islam pada saat itu berniat mulia untuk mendirikan bangunan ibadah itu untuk mendalami pengajaran Islam di Pulau jawa, khususnya di Batavia.

Namun, dalam catatan sejarah, Masjid Al-Alam Marunda yang dulu bernama Masjid Agung Auliya itu dibangun pasukan Mataram pada abad ke-17.

"Apa pun ceritanya, pelestarian Masjid Al-Alam Marunda sebagai salah satu bangunan cagar budaya dan sebagai warisan leluhur dan orangtua kita ini harus dijaga agar tetap bertahan," ujar Kusnadi. (H-3)

BERITA TERKAIT