13 August 2022, 19:00 WIB

Pendidikan Indonesia Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat dengan Dukungan Teknologi


Faustinus Nua |

PROSES pembelajaran di era pandemi memaksa tenaga pendidik, peserta didik, dan orang tua untuk beralih menggunakan teknologi. Saat ini, dalam pemulihan pembelajaran pascapandemi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) telah menggunakan teknologi sebagai upaya memulihkan pendidikan lebih cepat dan bangkit lebih kuat, bahkan diharapkan dapat membuat lompatan kemajuan.

“Terobosan teknologi telah kita lakukan di berbagai bidang mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan tinggi, hingga vokasi. Kita bergerak bagaimana teknologi bisa menjadi solusi untuk akses kualitas, pemerataan, dan lompatan kemajuan pendidikan di seluruh Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Iwan Syahril dalam dalam keterangannya, Sabtu (13/8).

Sebelumnya, perubahan teknologi dalam pembelajaran sulit diterima. Akan tetapi, menurut Iwan, dengan ketangguhan tenaga pendidik Indonesia yang bergerak melibatkan hati untuk berpartisipasi maka penggunaan teknologi dapat diterima.

Baca juga: Parade: Upaya Menuju Penetapan Hari Kebaya Nasional

Baca juga: BRIN Sebut Embun Beku Papua Berpotensi Berlanjut

“Kalau dulu guru-guru sangat sulit mendapatkan pelatihan-pelatihan karena batasan jarak dan biaya. Sekarang dengan teknologi para guru bergerak mengakselerasi transformasi pendidikan melalui teknologi pada platform Merdeka Mengajar. Ini jauh efisien biaya dan lebih simpel karena guru hanya membuka aplikasi di gawainya untuk mendapatkan modul-modul program prioritas Kemendikbud-Ristek,” imbuh Iwan.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati mengajak para kepala sekolah untuk membuat Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK). “Kami menantang kepala sekolah untuk memanfaatkan teknologi sehingga mereka juga akan mengajak sekolah lainnya untuk bergerak menggunakan dan mengembangkan teknologi,” ujarnya.

Sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia telah terjadi kekhawatiran akan perubahan teknologi yang kemajuannya sangat cepat. Namun demikian, dengan adanya pandemi justru membuat segenap elemen pendidikan bergerak bersama untuk memanfaatkan teknologi.

“Kami bersyukur dengan perubahan cara pandang, cara berpikir, dan cara kerja yang menggunakan teknologi. Kami harap transformasi ini tidak akan balik lagi ke belakang, dan teknologi semakin memperkuat ekosistem pendidikan,” kata Kiki.

Dia berharap penguatan ekosistem pendidikan melalui teknologi dapat melahirkan pemimpin-pemimpin hebat di Indonesia. “Semoga segala kekhawatiran kita tadi bisa dihilangkan dan akan membentuk pemimpin yang hebat untuk menjaga bangsa kita ini,” katanya.

Baca juga: Peringati Hari Pemuda Internasional, DPR Serukan Pesan Solidaritas Antargenerasi

Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Plt. Dirjen Dikti-Ristek) Nizam menyampaikan teknologi sebagai enabler, empower, dan transformers pendidikan. “Teknologi sebagai enabler memungkinkan kita melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak terbayang, kemudian empower yaitu teknologi bisa memberdayakan guru yang semulal tidak punya power pembelajaran menjadi punya sumber belajar yang bagus. Sedangkan transformers, teknologi mentransformasikan anak-anak kita, guru-guru, dan dosen untuk menuju masa depan melalui teknologi,” tutur Nizam.

Lebih lanjut Nizam mengajak masyarakat, khususnya pelaku pendidikan agar menjadi bagian dari penciptaan teknologi. “Kita harus menjadi bagian dari pencipta teknologi, dan ini sedang kami dorong secara serius. Kami melihat energi kreatif luar biasa yang telah dilakukan teman-teman di universitas yang berkolaborasi bersama politeknik maupun industri,” tandasnya. (H-3)

BERITA TERKAIT