AGENDA percepatan penurunan stunting membutuhkan kepemimpinan pemimpin daerah dalam menelurkan regulasi yang inovatif agar angka stunting bisa diturunkan hingga 14% pada 2024 mendatang.
Salah satu kisah sukses penurunan prevalensi stunting yang cepat seperti di Kabupaten Bireuen, Aceh yang pada 2018 mencapai 41% dan pada 2022 turun menjadi hanya 5,2%.
Sekretaris Daerah Bireuen Ibrahim Ahmad mengatakan, inovasi regulasi penurunan stunting dilakukan oleh pemda yang memnfokuskan pada kesehatan keluarga, terutama ibu dan anak. Salah satu jurus yang ditempuh adalah dengan memberikan makanan tambahan bagi ibu hamil.
"Kami buka pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil yang kami beri nama Mee Bu Gateing selama masa kehamilan yang diberikan sebulan sekali untuk akselerasi penurunan stunting serta peningkatan ibu dan anak," kata Ibrahim Ahmad dalam Webinar Nasional: Generasi Bebas Stunting, pada 10 Agustus 2022 lalu.
Ibrahim mengatakan setiap kepala desa di Kabupaten Bireuen mewajibkan menganggarkan dana desa untuk Mee Bu Gateing baik dari masyarakat sosial tinggi hingga ekonomi biasa selama 7 kali dalam masa kehamilan.
Inovasi lainnya dilakukan melalui program Pedes Lo yakni penilaian desa lokus stunting. Jadi Pedes Lo percepatan penurunan stuntung dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.
"Pedes Lo itu membangkitkan desa lokus dalam upaya konvergensi stunting. Karena tumbuhnya motivasi masing-masing desa agar lebih baik dan meningkat," pungkasnya.
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden Suprayoga Hadi mengatakan, regulasi dan pembinaan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kabupaten/kota menjadi kunci untuk mendukung upaya percepatan penurunan stunting hingga level desa/kelurahan.
Aksi nyata penurunan stunting harus dilakukan melalui penajaman, sinkronisasi, dan inovasi dalam perencanaan, penganggaran dari berbagai sumber daya.
“Harus ada sumber daya yang mendukung hal tersebut, termasuk dukungan dari pemda dan DPRD dan dukungan dari sektor swasta dan lainnya," ujarnya dalam webinar itu.
Menurutnya setiap daerah yang memiliki inovasi program seperti Bireuen di Aceh tadi, bisa menyesuaikan dengan kebiasaan di masing-masing daerah sebab hal itu menjadi salah satu cara ampuh mempercepat penurunan prevalensi stunting.
"Tentunya inovasi stunting ini dapat ditiru oleh daerah masing-masing menyesuaikan dengan adat istiadat, dan kebiasaan masyarakatnya," ucapnya.
Webinar Nasional : Generasi Bebas Stunting bertajuk Pembelajaran dari Daerah dalam Percepatan Penurunan Stunting ini diselenggarakan oleh Tanoto Foundation, BKKBN, dan Kemendagri.
Seri webinar ini akan berlangsung hingga Oktober 2022 mendatang, melibatkan Pemerintah Daerah dari 514 Kabupaten/Kota. Dengan penggunaan metode peer-to-peer learning, seri webinar yang dijalankan inibertujuan untuk membagikan pembelajaran dari antar-daerah terkait dengan program percepatan penurunan stunting. (H-2)