10 August 2022, 16:38 WIB

ASI di Tengah Serbuan Susu Formula Bayi


dr Moretta Damayanti, SpA(K), MKes Dosen Bagian IKA Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang |

PERTANYAAN orangtua tentang susu apa yang paling bagus untuk bayi mereka merupakan hal yang sering didengar. Jawabannya bukan merek susu A atau B, karena sepatutnya semua (calon) orangtua mengetahui bahwa makanan terbaik bagi bayi ialah air susu ibu (ASI) dari ibu kandungnya sendiri. Mengapa demikian?

ASI yang diproduksi kelenjar susu (mammary glands) yang terdapat di kedua payudara ibu mengandung nutrisi ideal untuk menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan bayi secara optimal.

Keunggulan terbaik ASI ialah dari segi kandungan dan komposisi nutrisi, yaitu karbohidrat (laktosa), protein, lemak, vitamin, dan mineral, terdapat dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. ASI juga memiliki komponen bioaktif, yaitu faktor-faktor pertumbuhan dan kekebalan tubuh.

Komposisi nutrisi pada ASI bervariasi sesuai pertambahan usia bayi. Kolostrum merupakan ASI yang keluar pada hari-hari pertama setelah lahir, berupa cairan berwarna kuning kental yang kaya akan protein dan zat kekebalan tubuh. Jumlah kolostrum umumnya sedikit sehingga ibu-ibu sering menganggap ASI-nya kurang, padahal kondisi tersebut merupakan hal yang normal pada awal masa laktasi.

Baca juga: Ini Kelebihan ASI Dibandingkan Susu Formula

Baca juga: Ini Risiko Jika Bayi Baru Lahir Diberi Susu Formula

Dalam 7-14 hari, komposisi ASI akan berubah menjadi mengandung lebih tinggi lemak, laktosa, dan kalori, dan ini disebut ASI peralihan. Setelah itu, ASI akan menjadi ASI matur dengan kandungan nutrisi yang stabil hingga 7-8 bulan. Selanjutnya, kadar vitamin dan mineral ASI akan menurun secara bertahap dalam 7-24 bulan.

Jenis nutrisi ASI juga bervariasi dari awal hingga akhir proses menyusui. Saat awal, ASI mengandung lebih banyak laktosa (gula susu) dan protein, sedangkan setelah menyusui 10 menit atau lebih akan keluar ASI akhir yang memiliki kadar lemak tinggi untuk sumber energi dan pembentukan sel-sel otak.

Komposisi dan kandungan zat gizi di dalam ASI ditetapkan sebagai standar dalam pembuatan susu formula bayi. Adanya penambahan bahan-bahan, baik dari segi jenis maupun jumlah, yang tidak sesuai dengan ASI dilarang dan tidak diberi izin edar oleh badan dunia dan nasional.

Berbagai usaha dilakukan para peneliti dan produsen untuk memproduksi susu formula bayi yang memiliki kandungan gizi menyamai ASI. Namun, hal tersebut tidak berhasil.

Komponen tersebut antara lain faktor-faktor pertumbuhan yang berperan pada kematangan dan regenerasi saluran pencernaan bayi, penambahan dan perkembangan fungsi sel-sel saraf otak, regulasi sistem pembuluh darah, dan penambahan komponen sel-sel darah, serta pengaturan komposisi lemak tubuh sehingga bayi terhindar dari kegemukan.

Zat-zat lain yang tidak bisa ditambahkan ke dalam susu formula ialah secretory IgA sebagai antibodi utama pada ASI, berbagai immunoglobulin lain (IgM dan IgG), makrofag, sel T, sel punca, dan limfosit, juga sitokin dan kemokin yang menjadi benteng pertahanan bayi terhadap berbagai infeksi dan proses peradangan. Selain itu, terdapat juga laktoferin, human milk oligosaccharides dan milk-fat globules yang menstimulasi pertumbuhan bakteri-bakteri komensal bermanfaat di sistem pencernaan bayi. Oleh karena itu, tidak boleh ada kebingungan pada orangtua dalam memilih nutrisi untuk bayinya. (H-1)

BERITA TERKAIT