CACAR monyet telah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai darurat kesehatan global. Semua negara wajib untuk waspada dan mengantisipasi agar virus itu tidak menjangkiti warga di berbagai belahan dunia.
Untuk mencegahnya, vaksin cacar diyakini dapat memberi perlindungan dari cacar monyet. Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan penyebab cacar monyet memang berasal dari genus penyebab cacar.
Namun, apakah vaksin cacar (smallpox) yang sebelum tahun 1980an diberikan ke manusia dapat melindungi terhadap cacar monyet (monkeypox) sekarang ini?
Tjandra menyebut dasar pendapat bahwa vaksin yang puluhan tahun lalu diberikan untuk cacar masih mungkin berperan untuk cacar monyet sekarang ini.
“Dr Anthony Fauci, penasehat penyakit menular pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa lamanya proteksi vaksin cacar dapat berbeda dari orang ke orang, sehingga kita tidak dapat menjamin sepenuhnya bahwa mereka yang dulu sudah divaksin cacar akan terlindung pula terhadap cacar monyet kini,” kata Tjandra, Selasa (9/8).
Lebih lanjut, Tjandra menyampaikan bahwa WHO dalam beberapa beberapa studi obsevasional menunjukkan bahwa vaksin cacar Vaccination punya efektifitas 85% mencegah cacar monyet.
“Artinya, setidaknya masih ada 15% yang tidak terlindungi, kalau populasi besar maka jumlah mutlaknya besar juga. WHO juga mengatakan mereka yang sudah pernah di vaksin cacar dan kemudian masih tertular cacar monyet maka gejalanya akan lebih ringan,” pungkas dia.
Sebelumnya, Juru bicara (Jubir) Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengungkapkan kasus cacar monyet atau monkeypox yang terjadi saat ini telah menyerang 99,5% laki-laki dengan usia rata-rata 37 tahun dan 60% di antaranya terjadi pada kelompok gay.
"Bahkan 41% di antaranya memiliki status HIV positif," ungkap Syahril dalam konferensi pers daring, Rabu (27/7). (H-2)