05 August 2022, 23:03 WIB

80% Kasus Kegawatdaruratan Anak Adalah Menelan Benda Asing, Begini Tahapan Penanganannya


Mediaindonesia.com |

SEBANYAK 80% kasus kegawatdaruratan pada anak-anak terjadi karena menelan benda asing tanpa disengaja. Benda asing atau dalam istilah medisnya Corpus Alienum yang paling sering tertelan oleh anak-anak adalah koin, mainan, magnet, dan baterai. Sedangkan pada orang dewasa, benda asing yang tertelan biasanya terjadi pada saat makan, seperti tulang dan gumpalan daging.

Menurut studi, 80-90% benda asing yang tertelan akan keluar dengan sendirinya melalui saluran cerna dan sedikit kasus yang butuh tindakan operasi. Namun, beberapa benda asing menjadi berbahaya apabila menyumbat saluran yang lebih kecil, seperti saluran kerongkongan, apalagi pada anak-anak. Atau bila bendanya tajam bisa sebabkan luka dan perdarahan. Sehingga, penting untuk orang tua ketahui kapan harus segera mencari pertolongan medis.

Salah satu contoh kasus penanganan medis benda asing tertelan anak-anak, dilakukan oleh Mayapada Hospital pada pasien berusia 4 tahun yang tak sengaja menelan uang koin Rp1.000. Dikarenakan koin berukuran besar dan sudah lebih dari empat jam belum ada tanda koin berhasil dikeluarkan melalui BAB,

Spesialis Anak Konsultan Hati dan Saluran Cerna (Gastroenterohepatologi) Mayapada Hospital Kuningan Dr.dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A(K) mengambil tindakan pengeluaran koin dengan melakukan endoskopi saluran cerna atas. 

Tindakan dilakukan berkolaborasi bersama Dokter Anestesi Anak, agar saat proses endoskopi anak dalam kondisi tertidur tenang. Endoskopi ini adalah prosedur medis yang dilakukan memasukkan alat berbentuk selang yang dilengkapi dengan kamera dan senter pada bagian ujungnya, untuk melihat organ bagian dalam. 

Proses pengeluaran koin tersebut terbilang cepat. Setelah dibius, kurang lebih memakan proses selama 15 menit, koin tersebut dapat dikeluarkan. 

Spesialis Anak Konsultan Hati dan Saluran Cerna (Gastroenterohepatologi) Mayapada Hospital Jakarta Selatan Dr. Nurainai Irma Susanti, Sp.A(K) menjelaskan, tindakan endoskopi sendiri sebetulnya cepat untuk dilakukan.

Namun pasien dalam hal ini anak-anak atau balita harus dipersiapkan supaya tidak menjadi traumatis dan sekaligus memudahkan dokter dalam melakukan prosedurnya<" katanya dalam keterangan tertulis

Mayapada Hospital memiliki layanan Pediatric Center dengan fasilitas dan peralatan yang lengkap ditunjang kolaborasi tim dokter multispesialisasi dengan keahlian khusus untuk tangani kasus gangguan dan penyakit pada anak secara komprehensif bahkan untuk kasus sulit dan kompleks. 

Untuk penanganan masalah kesehatan saluran cerna anak, Mayapada Hospital selain didukung oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastroenterohepatologi, didukung juga oleh Dokter Spesialis Radiologi Konsultan Radiologi Anak yang dapat melakukan pemeriksaan radiologi dan pencitraan untuk pasien anak, serta tim Dokter Bedah Anak apabila dibutuhkan tindakan pembedahan. 

Konsultan Radiologi Anak Dr. Amalia Evianti SP.Rad9K) mengatakan, pasien anak memerlukan perlakuan khusus supaya mereka bisa tenang dan rileks sebelum pemeriksaan, sehingga tim dokter mendapatkan gambar yang bagus. Jadi penegakan diagnosisnya bisa optimal.

Baca juga : Varian Baru Covid-19 Merebak, tidak Perlu Khawatir tapi Waspada

“Tindakan pembedahan baru dipertimbangkan jika benda asing yang tertelan berpotensi menyebabkan sumbatan di saluran cerna,” katanya. 

Dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Anak Mayapada Hospital Kuningan Dr. Sastiono, Sp.B SubspPed(k) mengatakan, apabila dipertimbangkan masih bisa keluar melalui BAB, maka bisa dilakukan pemantauan melalui foto rontgen untuk mengetahui letak benda asing tersebut sudah sampai dimana.

Bila orangtua mendapati anak menelan benda asing tanpa sengaja, perlu diperhatikan tiga langkah pertolongan Pertama, cri tahu kemungkinan benda asing apa yang tertelan oleh anak. Beberapa benda asing seperti koin, magnet, baterai, atau benda yang tajam berpotensi untuk menyebabkan kondisi gawat darurat akibat sumbatan atau perlukaan pada organ dalam tubuh. 

Namun, benda seperti manik-manik tumpul biasanya bisa keluar dengan sendirinya. Cukup awasi anak dalam 24 jam apabila tidak ada gejala lainnya. 

Kedua, cek kondisi anak apakah mengalami gejala akut. Secara umum, orangtua akan mulai cemas ketika anak menelan benda asing dan anak tiba-tiba menunjukkan gejala. Seperti batuk-batuk, muntah atau keluar liur yang banyak, atau anak mengeluh sakit perut dan tidak mau makan. 

Jika anak terlihat sulit bernapas, Orangtua bisa melakukan pertolongan segera dengan cara tepukan pada punggung atau melakukan Heimlich Maneuver. Segera cari pertolongan medis apabila anak sudah menunjukkan gejala akut.

Ketiga, berikan informasi kepada dokter. Sampaikan kepada dokter bagaimana kondisi anak dan gejala yang Orangtua amati. Lebih baik lagi apabila Orangtua bisa memberi tahu kemungkinan benda apa yang tertelan. Seperti yang dijelaskan oleh dr. Eva Jeumpa Soelaeman, 

Dokter spesialis anak Eva Jeumpa Soelaeman mengatakan, pada kasus anak menelan benda asing, dokter akan melakukan pemeriksaan baik fisik maupun pemeriksaan penunjang apabila diperlukan. Nanti dokter akan memutuskan apakah anak cukup diawasi saja sampai benda asing keluar dengan sendirinya, ataukah sampai harus dilakukan tindakan invasif seperti operasi atau pengambilan dengan alat, salah satunya dengan endoskopi saluran cerna. 

"Studi menunjukkan, tindakan pengambilan benda asing dengan endoskopi memberikan hasil yang baik dengan tingkat kesuksesan di atas 95% dan komplikasi yang minimal," ujarnya. (RO/OL-7)

BERITA TERKAIT