03 August 2022, 14:56 WIB

Negara-Negara G20 Bakal Bantu Indonesia Percepat Rehabilitasi Mangrove


Atalya Puspa |

SEJUMLAH negara anggota G20 tertarik untuk membantu pendanaan dalam upaya percepatan rehabilitasi mangrove di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Deputi Perencanaan dan Evaluasi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Satyawan Pudyatmoko.

"Ada beberapa negara yang sudah tertarik. Ada Jerman, Jepang, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kanada, Prancis, itu yang sudah menjanjikan komitmennya untuk membantu Indonesia dalam melakukan rehabilitasi mangrove," kata Satyawan saat ditemui di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Rabu (3/8).

Hal itu, ucap Satyawan, merupakan dampak positif dari adanya kerja sama antara Indonesia dan World Bank soal Proyek Mangrove untuk Ketahanan Masyarakat di Kawasan Pesisir (Mangrove for Coastal Resilience Program, M4CR).

"Dampak World Bank itu, negara-negara lain ikut percaya terhadap Indonesia. Sehingga banyak negara yang berminat," imbuh dia.

Satyawan belum bisa menjabarkan bagaimana kerja sama itu akan dilakukan. Pasalnya, masih perlu pembahasan lebih lanjut terkait dengan kesepakatan dan skema yang akan diambil.

"Bukan loan, tapi negara-negara itu nanti mungkin akan masuk di skema kerja sama grat. Nanti teknisnya masih akan dibicarakan, terutama soal perdagangan karbon. Tapi komitmen negara lain untuk membiayai upaya rehabilitasi mangrove di Indonesia sudah terlihat saat ini," tuturnya.

Baca juga: Rayakan Hari Mangrove Sedunia, SaladStop! Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan

Satyawan mengungkapkan, upaya rehabilitasi mangrove menjadi satu hal yang penting. Pasalnya, upaya rehabilitasi mangrove dan menghindari konversi mangrove akan mengurangi hingga 30% emisi dari sektor tata guna lahan.

Adapun, BRGM telah melakukan kegiatan rehabilitasi mangrove melalui penanaman seluas 34.911 hektare atau 105% dari total 33 ribu hektare target penanaman di tahun 2021. Agar menjaga keberlanjutan dari program percepatan rehabilitasi mangrove yang dilakukan, BRGM menyusun konsep rehabilitasi mangrove pada level lanskap.

Pengelolaan mangrove berbasis lanskap bertujuan untuk menyeimbangkan kepentingan penggunaan lahan yang saling berkompetisi sehingga akuakultur, perikanan tangkap, konservasi sumber daya hayati, fungsi lindungi dan ekowisata serta transportasi air dapat berlangsung secara harmonis.

“Perlu kita ingat, kita perlu menanam mangrove yang bermanfaat bagi masyarakat dan berkelanjutan. Jangan sampai penanaman itu menyengsarakan,” pungkasnya.(OL-5)

BERITA TERKAIT