COVID-19 subvarian omikron BA.2.75 atau yang bisa disebut centaurus memiliki karakter yang mudah menyebar seperti subvarian sebelumnya, yakin BA.4 dan BA.5. Namun, tingkat keparahan dari varian yang pertama kali ditemukan di India tersebut belum diketahui.
"BA.2.75 lebih menular dari subvarian lain. Namun tingkat keparahannya belum diketahui karena kasusnya masih sedikit," kata Dokter spesialis paru RS Persahabatan dan Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Erlina Burhan, SpP(K) saat dihubungi, Rabu (20/7).
Adapun gejala yang ditimbulkan dari centaurus sama seperi subvarian sebelumnya yakni batuk pilek, demam, pusing, mual, muntah, tenggorokkan nyeri, sesak nafas, dan lainnya.
"Gejala yag ditimbulkan dari covid-19 subvarian omicron BA.2.75 sama dengan gejala subvarian omikron lainnya," ucapnya.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan menyebutkan varian centaurus menyebar di 15 negara dan telah masuk ke Indonesia. Subvarian anyar tersebut di temukan di Bali dengan satu kasus dan di Jakarta dua kasus.
Adanya varian atau subvarian baru di satu negara maka akan menjadi ancaman bagu negara lain termasuk Indonesia. Di tengah situasi dunia semakin longgar, berbeda dengan varian Alfa, Beta yang berjarak 2-3 bulan, saat ini dengan mobilitas masyarakat tinggi membuat subvarian cepat terjadi.
"Ancaman ini serius terutama masyarakat berisiko tinggi bukan hanya lansia, termasuk anak di bawah 5 tahun, komorbid, dan sebagian dari masyarakat mengalami penurunan imunitas," kata Epidemiolog, dan Peneliti Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman
Subvarian centaurus ini memiliki infeksi yang jauh lebih cepat dengan pertumbuhan yang lebih cepat. Dicky menyebutkan di India ketika BA.2.75 ditemukan kurang dari satu bulan sudah mendominasi.
"Kemampuan subvarian omicron ini kecenderungannya adalah semakin mudah menginfeksi dan reinfeksi. Ini menandakan varian ini luput dari antibodi ini berbahaya," ujar Dicky.
Bila dibiarkan maka akan bisa mengurangi efektivitas vaksin yang ada dan obat yang ada.
Sehingga pemerintah harus menekankan percepatan vaksinasi dan mengimbau masyarakat kembali 3T 5M Dan masyarakat harus mendukung vaksinasi, 3T dan 5M yang diimbau pemerintah.
Jika masyarakat memberi ruang virus bermutasi maka virus itu tinggal masalah waktu dan bila terjadi mutasi terus menerus maka akan merugikan masyarakat. (H-2)