PERJANJIAN lembaga dunia penyelenggara akreditasi program studi sarjana bidang keteknikan, Washington Accord (WA), memberikan status Signatory kepada Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE) pada 1 Juli 2022. IABEE yang merupakan Badan Tetap dalam Persatuan Insinyur Indonesia (PII) itu berfungsi untuk melaksanakan akreditasi prodi berlevel internasional.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Dirjen Dikti-Ristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Prof Nizam mengapresiasi capaian IABEE tersebut. Setelah melalui perjalanan selama 8 tahun, kini IABEE bisa berkontribusi lebih untuk mendorong lembaga pendidikan tinggi Indonesia menuju level global.
"Kehadiran IABEE merupakan tulang punggung yang sangat penting bagi pengembangan keinsinyuran di Tanah Air. Karena kita tahu dengan semakin terbukanya pedagang dunia termasuk di dalamnya jasa, maka penyetaraan pendidikan tinggi keinsinyuran di Indonesia dengan di luar negeri itu sangat penting," ujarnya, Rabu (13/7).
Dengan mendapat status Signatory, IABEE bisa mengeluarkan akreditasi berstandar internasional. Prodi-prodi yang mendapatkan akreditasi dari IABEE sudah disetarakan dengan sistem akreditasi keteknikan di dunia internasional.
Di dalam negeri, prodi yang terakreditasi IABEE dapat disetarakan dengan akreditasi nasional berperingkat 'unggul'. Prodi tersebut dibebaskan dari kewajiban reakreditasi yang dilaksanakan LAM Teknik.
"Di satu sisi membentengi profesi ini di dalam negeri dan di sisi lain kita membuka pintu bagi para insinyur Indonesia untuk berkiprah di dunia konstruksi, infrastruktur, dan lainnya di internasional," imbuh Nizam.
Baca juga: Peneliti Muda Kembangkan Riset untuk Pulihkan Pariwisata Pascapademi
Ia pun berharap IABEE dapat memperkuat program-program Kampus Merdeka. Sebab, hal itu selaras dengan upaya meningkatkan kualitas pendidikan yang bertaraf global dalam menghadapi persaingan di masa mendatang.
"Mari bersama-sama kita bangun insinyur Indonesia yang betul-betul insuyur, bukan hanya siap kerja di belakang meja tapi siap untuk mewujudkan ide, kreatifitas dan inovasi menjadi karya nyata untuk bangsa dan negara," tegasnya.
Ketua Komite Eksekutif IABEE Prof Muhammad Romli mengungkapkan bahwa IABEE melakukan akreditasi prodi teknik untuk level internasional. Berbeda dengan LAM Teknik, akreditasi IABEE bersifat sukarela.
"IABEE adalah akreditasi yang sifatnya sukarela dan levelnya internasional," kata dia.
Saat ini, ada 19 perguruan tinggi dengan 69 prodi yang sudah terakreditasi IABEE. Dari 19 perguruan tinggi terdiri atas 10 PTN dan 9 PTS. Sementara itu, beberapa perguruan tinggi lain juga sedang mendaftarkan.
"Sekarang perguruan tinggi yang ada di Sumatera dan daerah lainnya mulai mendaftar untuk mendapat akreditasi. Dengan IABEE dapat Signatory ini akan lebih menarik lagi," tuturnya.
Adapun, biaya akreditasi IABEE cukup kompetitif jika dibandingkan dengan lembaga akreditasi internasional lainnya. Untuk general accreditation biayanya sekitar Rp76 juta.
Akreditasi bertujuan untuk meningkatkan mutu dan akuntabilitas pendidikan melalui penerapan sistem pendidikan berbasis Capaian Pembelajaran (OBE). Keberadaan IABEE diharapkan dapat berkontribusi pada perbaikan mutu pendidikan keteknikan di seluruh wilayah tanah air ke level yang diakui dunia.
Mutu pendidikan yang baik dan diakui secara internasional akan melahirkan SDM insinyur-insinyur Indonesia yang unggul dan mampu menjawab tantangan dan kebutuhan industri di dalam negeri, sekaligus berkiprah di panggung dunia. (OL-16)