13 July 2022, 09:14 WIB

Kasus Covid-19 Terus Naik, Pakar: Situasi Lebih Serius dan Harus Waspada


Dinda Shabrina |

PADA Selasa (12/7), kasus Covid-19 tercatat 3.361 di Indonesia. Angka itu merupakan kasus tertinggi sejak April 2022.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan dari angka kasus yang tinggi ini, ada angka lain yang perlu diperhatikan dan diwaspadai.

“Pada 11 Juli 2022 ada 71.095 spesimen yang diperiksa, dan yang positif adalah 1.681 orang. Lalu, satu hari sesudahnya, yaitu kemarin 12 Juli, ada 97.935 spesimen yang diperiksa, dan yang positif adalah 3.361 orang," kata  Prof.Tjandra dalam keterangannya, Rabu (13/7).

"Angka-angka ini menunjukkan jumlah kasus meningkat 1,99 kali, hampir dua kali lipat, sementara jumlah pemeriksaan hanya naik 1,37 kali lipat, jadi artinya situasi lebih serius dan jelas kita harus waspada,” ujar Profesor bidang Pulmonologi & Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.

Prof Tjandra mengingatkan agar masyarakat harus memperketat protokol kesehatan, memakai masker, dan batasi mobilitas di luar ruangan. Ia juga mengingatkan agar segera melengkapi vaksinasi yang kedua dan juga booster.

Baca juga: WHO Peringatkan Pandemi Covid-19 belum akan Berakhir

“Hanya dengan memperketat protokol kesehatan dan mendapatkan vaksin sampai booster maka kita dapat melindungi diri secara optimal, maka segera lakukanlah,” ujar Tjandra.

Prof Tjandra juga menyebut belakangan ramai pembicaraan tentang akan berapa jumlah kasus maksimal kita sekarang ini. Disebut angka 20 ribu kasus ini nampaknya dihubungkan dengan infeksi BA.5 dan BA.4.

“Sekarang jumlah spesimen per hari masih dibawah 100 ribu yang menghasilkan kasus tertinggi 3 ribuan seperti kemarin. Maka untuk dapat mendeteksi 20 ribu maka perlu diperiksa jauh lebih banyak spesimen, tidak cukup dibawah 100 ribu seperti beberapa bulan terakhir ini dilakukan,” jelas Prof Tjandra.

“Sebagai ilustrasi, pada 10 Maret 2022 kasus baru kita adalah 21.311 orang, dan pemeriksaan hari itu adalah 257.959 spesimen. Artinya, jelas jumlah testing sekarang yang masih puluhan ribu harus ditingkatkan, kalau mengikuti prediksi 20 ribu kasus baru per hari," jelas Direktur Program Pasca Sarjana Universitas YARSI

"Kalau angkanya jadi lebih tinggi lagi, mungkin karena ada sub varian lain seperti BA.2.75, maka tentu hanya akan di dapat dengan pemeriksaan yang lebih banyak lagi,” tambah dia.

Peningkatan testing, kata Tjandra harus diikuti juga dengan tracing yang masif. Hanya dengan cara itu kita dapat mengetahui situasi lapangan yang sebenarnya dan kemudian mengambil langkah pengendalian yang tepat. (Dis/OL-09)

BERITA TERKAIT