TREN kenaikan kasus Covid-19 secara global maupun nasional saat ini dipicu munculnya subvarian baru Omikron yaitu BA.4 dan BA.5.
Dari data GISAID, dalam 1 bulan terakhir ada 99% lebih varian Omikron termasuk kedua varian tersebut yang dilaporkan dari Indonesia. Secara geografis persebarannya cukup merata di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan terjadi tren kenaikan keterisian tempat tidur (BOR) di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta.
Namun, rata-rata dampaknya terpantau tidak menimbulkan angka kematian tinggi di berbagai negara. Para ilmuwan berpendapat hal ini dikarenakan hybrid immunity yang dihasilkan vaksinasi maupun infeksi Covid-19.
Baca juga: Covid-19 Indonesia Tertinggi Di Dunia, Satgas: Meningkat 620%
"Berkaca dari hal ini pemerintah Indonesia berusaha tetap optimal dalam melakukan seluruh upaya pengendalian, baik melalui vaksinasi maupun implementasi protokol kesehatan," kata Prof Wiku dalam keterangannya Sabtu (2/7).
Pemerintah dalam penanganan Covid-19 juga menyadari pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, sebagai perilaku berkelanjutan. Prinsipnya, masyarakat harus tetap siaga, disiplin, dan pantang lalai baik saat kondisi kasus Covid-19 naik maupun melandai.
Adanya berbagai keringanan yang diberikan kepada masyarakat dalam beraktivitas, seperti kapasitas yang meningkat maupun pemakaian masker hanya di dalam ruang harus dijalankan secara bertanggung jawab. Terlebih kepada orang yang sakit agar tidak beraktivitas terlebih dahulu dan wajib bermasker.
"Hal ini sebagai bentuk antisipasi jika nantinya terdapat kemunculan varian baru atau kenaikan kasus yang tidak terelakkan. Sehingga setidaknya tidak terjadi lonjakan angka kasus maupun angka kematin yang signifikan," pungkas Prof Wiku. (Fer/OL-09)